Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pelemahan Ekonomi Global Picu Penurunan Ekspor Indonesia

Andhika Prasetyo
15/5/2019 16:03
Pelemahan Ekonomi Global Picu Penurunan Ekspor Indonesia
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto( ADAM DWI )

Perekonomian dunia yang melemah memberikan dampak negatif signifikan terhadap Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia ke seluruh negara mitra utama sepanjang Januari hingga April pada 2019 menurun.

Penurunan ekspor terbesar terjadi ke Tiongkok yang selama ini menjadi mitra terbesar komoditas ekspor Tanah Air. Ekspor ke Negeri Tirai Bambu sepanjang empat bulan pertama tahun ini hanya US$7,27 miliar, turun dari raihan periode yang sama di 2018 yang mencapai US$8,16 miliar.

Selain Tiongkok, ekspor ke Amerika Serikat juga merosot. Pada caturwulan pertama tahun lalu, ekspor ke Negeri Paman Sam sebesar US$5,85 miliar dan periode sekarang turun menjadi US$5,54 miliar.

Jepang pun menahan belanja mereka dari Indonesia. BPS mencatat ekspor ke Negeri Sakura sejak Januari hingga April tahun ini hanya US$4,45 miliar, padahal periode yang sama di 2018 nilai ekspor mencapai US$5,47 miliar.

Akumulasi ekspor ke sepuluh negara utama lainnya juga mengalami penurunan dari US$18,72 miliar menjadi US$17,06 miliar. "Pelemahan ekspor kita tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang melambat serta harga komoditas seperti minyak sawit, batu bara, timah, nikel dan bijih besi yang berfluktuasi. Konflik dagang yang memanas dan faktor geopolitik semakin memperparah kondisi saat ini," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (15/5).

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, BPS mencatat nilai ekspor pada April 2019 sebesar US$12,6 miliar, turun 10,8% dari bulan sebelumnya yakni US$14,12 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sejak Januari hingga April tercatat sebesar US$53,20 miliar atau turun 9,39% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$58,72 miliar. (A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya