Banyuwangi Jadi Pusat Industri Kereta Api

Gaudensius Suhardi [email protected]
01/4/2019 06:20
Banyuwangi Jadi Pusat Industri Kereta Api
PT INKA BUKA PABRIK KA DI BANYUWANGI(ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Banyuwangi, kota di ujung timur Pulau Jawa, bakal menjadi pusat industri kereta api terbesar di Indonesia. Kemarin, ground breaking pembangunan industri ini resmi dilakukan Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam area pabrik di Kecamatan Kalipuro.

Bupati Azwar Anas mengatakan Banyuwangi menyambut PT Inka dalam kerangka pengembangan sektor pariwisata (tourism), perdagangan (trade), dan investasi (investment).

"TTI atau tourism, trade, investment ini kami padukan. Tourism karena di industri ini juga ada museum kereta api terbesar yang bakal jadi destinasi. Penguatan trade karena ini ekspor sehingga lewat Inka ini juga kami mengirim pesan tentang keuntungan berinvestasi di Banyuwangi yang memiliki pelabuhan laut dalam alami yang bisa disinggahi kapal besar," kata Anas.

Terkait dengan investment, imbuhnya, kehadiran Inka memperkuat Banyuwangi sebagai destinasi investasi yang prospektif.

Pabrik KA milik BUMN PT Inka di lahan seluas 83 hektare dengan investasi Rp1,6 triliun itu bakal difokuskan menggarap pasar ekspor ke Asia, Afrika, dan Australia.

Menurut Imam, pabrik tersebut membawa teknologi terbaru hasil kolaborasi dengan Stadler Rail Group, salah satu perusahaan kereta api terbesar dunia. "Pasar ekspor Inka kian berkembang. Maka kita bangun pabrik baru lebih canggih di Banyuwangi. Kami pilih Banyuwangi karena daerah ini punya pelabuhan ekspor sehingga bisa menekan biaya pengiriman."

Imam menambahkan komitmen Banyuwangi dalam mendukung investasi juga menjadi pertimbangan.

Pabrik anyar itu bakal menghasilkan hingga 4 gerbong kereta per hari, jauh lebih besar daripada pabrik Inka di Madiun yang hanya menghasilkan satu kereta per hari.

Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro memaparkan, saat ini pihaknya menerima banyak pesanan kereta untuk ekspor. Salah satunya dari Sri Lanka yang memesan 250 kereta dengan nilai US$100 juta. Belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bang-ladesh dan Filipina. Inka juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia, dan Taiwan. "Makanya kita ingin pabrik Banyuwangi bisa cepat selesai. Targetnya 2020 sudah jalan produksi," katanya.

Menurut Budi, Inka bakal merekrut 2.000 pekerja lokal. Sebagian bakal dikirim magang 3 bulan di Swiss sembari menunggu proses pembangunan pabrik. Pihaknya, kata dia, juga berkolaborasi dengan pemkab setempat dengan membuka jurusan perkerataapian di Politeknik Negeri Banyuwangi dan sejumlah SMK.

Kelas kreatif

Guna mewadahi kalangan generasi muda, Pemkab Banyuwangi juga membuka program Kelas Kreatif BUMN yang digelar bersama PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI. Kegiatan ini digelar di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, kemarin. Sekitar 1.000 milenial turut dalam rangkaian aktivitas Kelas Kreatif BUMN tersebut.

Bupati Abdullah Azwar Anas turut meninjau rangkaian Kelas Kreatif BUMN ini bersama Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro beserta jajaran. "Pariwisata harus diiringi dengan pengembangan ekonomi kreatif. Ini yang sedang getol dilakukan Banyuwangi. Saya yakin kegiatan ini akan memunculkan saudagar-saudagar muda yang tak kalah bersaing," ujar Anas. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya