Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta berpotensi memperoleh pendapatan tambahan dari kehadiran layanan telekomunikasi yang disediakan para operator. Salah satunya datang dari PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang berencana segera memasang jaringan di rute MRT fase I Lebak Bulus-Bundaran HI.
“Kami tertarik untuk memasang jaringan di rute MRT yang baru diresmikan ini. Smartfren maunya selalu ada di mana pelanggan ada. Kalau kami absen (di jaringan MRT), berarti ada layanan yang terputus,” ujar CEO of Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim seusai merilis kartu perdana BosKu di Jakarta, Selasa (26/3).
Lebih lanjut Djoko mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah dalam pembicaraan dan negosiasi final dengan PT Tower Bersama Tbk (TBIG) sebagai penyedia jaringan telekomunikasi untuk MRT Jakarta.
“Sekarang lagi mencocokkan harga. Semoga segera ada titik temu dan lancar semua,”ungkapnya.
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, berharap negosiasi dengan Tower Bersama akan segera selesai sehingga proses bisnis dapat segera berjalan.
“Harapan kami aspek teknis dan komersial dapat selesai bersamaan. Kami ingin ini (negosiasi) segera final,” ujarnya.
Direktur Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengakui proses negosiasi dengan Smartfren berjalan dengan baik. Apalagi dalam menetapkan biaya sewa infrastruktur di MRT ini, PT Tower Bersama juga harus mengikuti aturan main yang telah disepakati dengan PT MRT Jakarta.
“Tower Bersama tidak dalam posisi menentukan tarif secara sepihak. Ada target kontribusi kepada PT MRT Jakarta sebagai pengelola MRT,” kata Helmy.
Helmy menuturkan pihaknya akan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh operator untuk mencoba infrastruktur milik Tower Bersama di jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved