Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
KETUA Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, mengatakan produk dari kelapa sawit yang menjadi tulang punggung devisa dirundung fluktuasi harga, ditambah kampanye negatif di Eropa juga Amerika Serikat. Meskipun demikian, kinerja ekspor dari komoditas ini masih menunjukan tren positif.
"Sawitku sayang, sawitku semakin tertantang. Kiasan ini cukup tepat untuk mewakili perjalanan industri sawit Indonesia tahun 2018. Industri yang notabene menjadi mesin penghasil devisa terbesar Indonesia, menghadapi fluktuasi harga yang menurun, produksi yang melimpah dan berbagai tekanan negatif terhadap keberadaan industri kelapa sawit," terangnya pada acara diskusi bertajuk Refleksi Industri Kelapa Sawit 2018 dan Prospek 2019, di Jakarta, Rabu (6/2)
Baca juga: Menhub: Larangan Penggunaan GPS Demi Keselamatan
Menurut dia, industri sawit Indonesia tetap berjuang untuk bertahan meningkatkan nilai dan harga, termasuk dengan memperluas pasar ekspor selain ke Eropa karena kerap terhambat akibat isu negatif terhadap kelapa sawit.
Meskipun terjadi fluktuasi harga dan masalah lain, kata dia, namun berdasarkan catatan ekpsor kelapa sawit 2018, untuk jenis minyak mentah (CPO) biodiesel dan oleochemical berhasil membukukan kenaikan sebesar 8% atau dari 32.18 juta ton pada 2017 dan meningkat menjadi 34.71 juta ton pada 2018.
Peningkatan yang paling signifikan secara persentase terjadi pada penyerapan produk turunan kelapa sawit di dalam negeri, yakni FAME untuk biodiesel yaitu sebesar 851% atau dari 164 ribu ton pada 2017 meroket menjadi 1.56 juta ton di 2018.
"Peningkatan ekspor biodiesel disebabkan Indonesia memenangkan kasus tuduhan anti-dumping biodiesel oleh Uni Eropa di WTO. Peningkatan ekspor juga diikuti oleh produk turunan CPO (refined CPO dan lauric oil) sebesar 7% atau dari 23.89 juta ton pada 2017 meningkat menjadi 25.46 juta ton di 2018. Ekspor Olechmical juga mencatatkan kenaikan 16% dari 2017 yakni 970 ribu ton menjadi 1.12 juta ton," pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved