PENGAMAT Ekonomi Rhenald Kasali mengatakan harga avtur yang kian naik adalah salah satu faktor yang menyebabkan naiknya tarif kargo udara. Ia mengatakan, lebih baik kompetitor masuk agar bisa mengembalikan harga agar seperti semula.
“Satu, karena avtur mengalami kenaikan harga. Sedangkan avtur biayanya 40% dari keseluruhan biaya penerbangan,” kata Rhenald di Jakarta, Kamis (24/1).
Baca juga: Di Depan Presiden Pengusaha Beras Pastikan Stok dan Harga Beras Aman
Tidak hanya kenaikan harga avtur saja yang menjadi tarif kargo melambung hingga ratusan persen. Namun, faktor kerugian yang dialami oleh maskapai dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi alasan kenaikan tarif kargo. Menaikan tarif kargo udara menjadi salah satu pilihan untuk menutupi kerugian yang dialami oleh perusahaan maskapai.
“Yang kedua, khusus untuk maskapai besar, Garuda, mereka sedang mengalami kerugian sekitar Rp2 triliun kalau tidak salah. Jadi saat ini mereka mulai konsolidasi, melakukan perbaikan,” tandasnya.
Lebih lanjut kata Rhenald, solusi yang menjadi alternatif agar dapat mengembalikan tarif kargo menjadi seperti semula adalah membuka peluang bagi asing untuk menjadi kompetitor. Sehingga, dengan masuknya kompetitor diharapkan dapat bersaing dan mengisi kekosongan dan harga kembali normal seperti semula.
“Masyarakat masih memiliki pilihan. Nah, karena beban biaya mereka besar maka harga dinaikkan. Saran saya dibuka saja agar kompetitor masuk sehingga nanti harga kembali lagi,” kata Rhenald.
Sebelumnya, sejak Oktober 2018, maskapai penerbangan menaikkan tarif jasa pengiriman kargo dan kenaikan tarif mencapai 112%. Hal ini berdampak bagi pelaku usaha e-commerce, yang mayoritas adalah UMKM, dan para pelaku usaha komoditas yang bergantung pada jasa pengiriman lewat transportasi udara, karena para pelaku usaha harus menaikkan biaya menjadi lebih tinggi dan ini berpotensi merugikan para pelaku usaha. (OL-6)