Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
AGENDA pemilu diyakini tidak akan membuat harga bahan pangan pokok, terutama beras, melambung tinggi.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan jadwal pemilu yang jatuh pada April bertepatan dengan puncak musim panen raya. Jadi, sekalipun terjadi kenaikan konsumsi karena aktivitas kampanye, itu tidak akan membuat harga komoditas tersebut melambung tinggi lantaran panen juga sudah mulai terjadi pada Maret.
Terlebih, saat ini perseroan memiliki stok di gudang mencapai 2,1 juta ton yang diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan baik untuk operasi pasar, bantuan bencana alam, dan beras sejahtera hingga Mei mendatang.
“Walaupun panen raya baru terjadi Maret, kami masih memiliki banyak stok untuk bisa digunakan. Kami punya stok pembukaan tahun yang sangat besar. Jadi, aman,” ujar Tri kepada Media Indonesia, Kamis (3/1).
Sepanjang 2018, Bulog melakukan pengadaan beras baik dari dalam dan luar negeri sebanyak 3,2 juta ton setara beras.
Pada akhir tahun, stok beras CBP tercatat sebanyak 2,1 juta ton dan menjadi stok pembuka 2019. “Ini merupakan stok CBP pembuka terbesar Bulog dalam lima tahun terakhir,” tuturnya.
Tingginya stok beras di gudang Bulog tidak lepas dari kebijakan impor yang dilakukan pemerintah tahun lalu. Serapan dari petani masih minim karena belum terjadi panen raya di sentra-sentra beras.
Bahkan informasi yang diperoleh Media Indonesia, pasokan beras di Subdivre Bulog di Tanjung Pinang dan Ternate hingga Maluku Utara sebagian besar ialah beras eks impor asal Vietnam (kategori medium) dan Thailand (kategori premium). Beras di Tanjung Pinang dipastikan semuanya ialah beras eks impor. Didapati pula, bahwa di Ternate, dari stok 3.700 ton beras yang tersedia, ada 2.700 ton yang merupakan beras eks impor.
Dari kenyataan di lapangan itu, bisa disimpulkan bahwa pasokan beras lokal yang didapat dari panen petani saat ini minim.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan pemerintah agar bisa menjaga harga beras. Beras memiliki andil sebesar 0,13% terhadap inflasi pada 2018, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 0,16%.
Tri menyebut penurunan kontribusi itu disebabkan Bulog secara kontinu terus melakukan operasi pasar setelah musim panen berakhir. (Pra/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved