Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Bursa Pantau First Media Pascapenghentian Layanan 4G

(Try/E-1)
03/1/2019 03:00
 Bursa Pantau First Media Pascapenghentian Layanan 4G
(Ist)

PT Bursa Efek Indonesia akan memantau bisnis PT First Media Tbk setelah layanan 4G LTE mereka di Jabodetabek, Banten, dan Su­matra bagian utara dihentikan pemerintah pada Desember 2018 lalu.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia IGD Nyoman Yetna Setya me­ngatakan pihaknya tengah memperhatikan stabilitas kinerja emiten telekomuni­kasi dan penyedia konten tersebut.

“Akhir Desember 2018, ada penghentian satu lini bisnis First Media dan kami sedang memantau apakah hal itu memberi pengaruh atau ada hal lain yang bisa mendukung bisnis dan kinerja keuangan emiten tersebut,” ujar Nyoman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (2/1).

Nyoman menegaskan selama pendapatan First Media tidak nol rupiah (Rp0), BEI tidak akan memberikan notasi khusus. Meskipun demikian,  BEI tetap memperhatikan dampak dari penghentian satu lini bisnis di emiten telekomunikasi milik Grup Lippo tersebut.

Dalam keterbukaan infor­masi yang disampaikan pada Jumat (28/12/2018), Sekretaris Perusahaan Shinta Melani Pa­runtu menyatakan First Me­dia dan PT Internux (Bolt), anak usaha perseroan, telah menerima surat keputusan Menteri Komunikasi dan In­formatika tertanggal 28 De­sember 2018 untuk menghentikan layanan Bolt terhitung sejak diterimanya surat keputusan tersebut.

First Media dan Internux menegaskan akan menguta­makan kepentingan dan pe­me­nuhan hak pelanggan serta memastikan akan me­me­nuhi kewajiban kepada seluruh pelanggan aktif la­yanan Bolt.

Ke depannya, First Media akan fokus memaksimalkan kinerja anak-anak usaha yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan in-building solution, jasa nilai tambah kartu panggil, jasa layanan internet, penyediaan konten berita, serta rumah produksi untuk penyediaan iklan dan konten siaran televisi.

Hingga September 2018, pendapatan First Media men­capai Rp695,17 miliar atau turun 6,58% dari ­posi­si Rp744,15 miliar tahun sebelumnya. Pendapatan di­dominasi jasa langganan in­ternet dan layanan komunikasi data senilai Rp571,77 miliar, disusul perangkat komunikasi dan lain-lain ma-sing-masing senilai Rp38,51 miliar dan Rp151,24 miliar. (Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya