Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat ada enam proyek baru di hulu migas sepanjang 2018 dengan nilai investasi di atas US$300 juta atau setara Rp4,35 triliun (kurs Rp14.500 per US$1).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher, mengatakan, keenam proyek tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 15,5 ribu barel minyak per hari. Dia bilang dari jumlah tersebut tiga proyek berada di Sumatra, dua di Jawa, dan satu di Kalimantan.
Untuk Sumatra, pertama proyek optimalisasi LP Flare SKG Musi Timur yang dioperatori oleh PT Pertamina EP. Investasi pelaksanaan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC) US$11,3 juta. Dengan kapasitas fasilitas produksi gas sebesar 15 mmscfpd dan estimasi produksi puncak sebesar 15 mmscfpd sudah onstream pada Maret 2018.
Kedua proyek Blok A Field Development yang dioperatori oleh PT Medco Blok A. Investasi EPC sebesar US$253,7 juta dengan kapasitas fasilitas produksi minyak dan gas masing-masing sebesar 3.100 bopd dan 55 mmscfpd.
"Dengan estimasi produksi puncak sebesar 3.100 bopd dan 55 mmscfpd full scale gas di November 2018," kata Wisnu di Jakarta, Kamis (13/12).
Ketiga, proyek optimalisasi fasilitas oroduksi Lapangan Lica yang dioperatori PT Medco EP Indonesia. Investasi EPC sebesar US$8,5 juta. Proyek ini memiliki kapasitas fasilitas produksi minyak sebesar 4.000 bopd dan estimasi produksi puncak sebesar 3.700 bopd dengan estimasi onstream pada Desember 2018, saat ini status pekerjaan mencapai 94%.
Sementara untuk Jawa, ada proyek Lapangan SP yang dioperatori PT PHE ONWJ dengan investasi EPC sebesar US$50,7 juta. Proyek ini memiliki investasi fasilitas produksi gas sebesar 30 mmscfpd dengan estimasi produksi puncak sebesar 30 mmscfpd dan telah onstream pada Oktober 2018.
Serta proyek pembangunan Subsea Pipeline Lapangan Poleng dengan operator PT Pertamina EP. Investasi EPC sebesar US$16,1 juta kapasitas fasilitas produksi minyak sebesar 700 bopd dengan estimasi produksi puncak sebesar 700 bopd dan telah onstream pada 13 September 2018.
Sedangkan untuk Kalimantan, lanjut Wisnu, yakni proyek gathering station Nibung pengganti EPF Lapangan Bunyu dengan operator PT Pertamina EP. Proyek ini memiliki investasi EPC sebesar US$7,2 juta.
Adapun kapasitas fasilitas produksi minyak dan gas di proyek ini masing-masing sebesar 7.750 bopd dan lima mmscfpd dengan estimasi produksi puncak sebesar 7.750 bopd dan 5 mmscfpd dan telah onstream November 2018. (Medcom/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved