Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Edukasi tiada Henti bagi Kaum Milenial

Ghani Nurcahyadi
11/12/2018 05:40
Edukasi tiada Henti bagi Kaum Milenial
(MI/MOHAMAD IRFAN )

DATA Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan pada 2020 generasi milenial atau generasi yang lahir di era 1980-an hingga 2000-an awal, akan mencapai 35% dari total populasi Indonesia atau mencapai 75 juta jiwa. Bagi sektor properti, angka tersebut tentu menjadi pasar yang menjanjikan.

Sebagian besar dari ge­nerasi tersebut memenuhi pasar pembeli rumah pertama atau first time buyer. Bagi sektor properti, hal itu tentu menjadikan generasi milenial makin prospektif mengingat kebutuhan terhadap papan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap orang.

Sekretaris Jenderal Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan, ge­nerasi milenial merupakan potensi pasar yang besar saat ini untuk industri properti bersama dengan kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keduanya juga jadi bagian dari backlog perumahan di Indonesia yang lebih dari 11 juta unit.

“Dari sisi daya beli, ge­nerasi milenial juga sudah banyak yang mampu membeli hunian, apalagi saat ini sudah banyak kemudahan yang diberikan kepada generasi milenial untuk bisa membeli properti, seperti cicilan dengan harga terjangkau dan lain sebagainya,” kata Totok ketika dihubungi, pekan lalu.

Meski demikian, edukasi terhadap generasi milenial untuk bisa ikut serta menggairahkan pasar pro­perti nasional perlu terus dilakukan.

General Manager Sales Rumah123.com Maria Herawati Manik mengatakan, saat ini sebagian dari ge­nerasi milenial masih banyak yang belum berpikir soal kepemilikan properti merupakan sesuatu yang mendesak.

Salah satu pertimbangan dasar generasi milenial ialah lokasi properti itu sendiri. Milenial yang sudah masuk angkatan kerja akan mempertimbangkan lokasi hunian dengan tempatnya bekerja.
“Yang sudah pasti ada di area perkotaan. Sementara itu, mereka berpikir, harga rumah di perkotaan itu sudah pasti akan lebih mahal,” kata Maria.

Selain faktor lokasi dan harga, milenial yang melek politik juga mulai mempertimbangkan faktor politik dalam keputusannya membeli properti. Terlebih, Indonesia akan menyelenggarakan pemilu serentak untuk legislatif dan presiden pada 2019.

Di sisi lain, upaya berbagai pihak dalam mengedukasi generasi milenial pun terus dilakukan. Bank Indonesia (BI) misalnya, yang telah mengeluarkan produk untuk mempermudah generasi milenial dalam hal pengelolaan keuangannya yang bisa juga digunakan untuk sektor properti.

Kuasai pasar

Kalangan pengembang pun mengamini potensi ge­nerasi milenial sebagai pasar potensial pembeli properti yang perlu terus diedukasi. Assistant VP Head of Strategic Residential Marketing Division PT Agung Podomoro Land Agung Wirajaya meng­ungkapkan, saat ini 40% kelompok pembeli properti ialah milenial yang persentasenya akan terus meningkat hingga 70% pada 2030.

Namun, generasi milenial, menurutnya, masih lebih gemar untuk mencari pengalaman dengan melakukan jalan-jalan. Padahal, investasi sejak dini penting untuk dilakukan.

“Akan lebih baik jika sebagian dari penghasilan generasi milenial dialihkan untuk berinvestasi,” katanya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik