Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PT Bank Tabungan Negara (persero) atau BTN Tbk siap menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan di Indonesia serta mengambil peran dalam penyediaan rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, sejak 1976 perseroan menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan dan telah terbangun sekitar 4,2 juta rumah yang mendapat dukungan pembiayaan dari BTN.
“Kami menjadi market leader untuk bisnis pembiayaan perumahan (kredit pemilikan rumah/KPR). Bahkan, untuk KPR Bersubsidi kami bisa mencapai 94%,” kata Maryono di sela Global Business Summit yang diselenggarakan Asosiasi Real Estate Sedunia (FIABCI), di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12).
Menurut dia, tahun ini BTN memiliki target pembiayaan perumahan mencapai 750 ribu rumah. Angka itu optimistis tercapai sehingga pada tahun depan akan ditingkatkan menjadi 850 ribu.
Ia menyebutkan, sejak 2015 penyaluran KPR BTN untuk MBR dalam program satu juta rumah terus meningkat. Jika ditotal sejak 2015 hingga September 2018, BTN menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp242,918 triliun. Jumlah itu terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp106,523 triliun dan KPR nonsubsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp136,395 triliun.
Adapun pencapaian program sejuta rumah BTN dari tahun ke tahun juga meningkat. Jika pada 2015 KPR yang disalurkan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp52,452 triliun, pada 2016 penyaluran KPR meningkat signifikan jadi 595.566 unit senilai Rp63,995 triliun. Angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp71,538 triliun.
Maryono menambahkan, selain terus meningkatkan penyaluran KPR, BTN terus mengembangkan potensi pasar dengan bergerak ke area digital. Bahkan, untuk segmen milenial, perseroan meluncurkan KPR milenial. “Keterjangkauan BTN melalui outlet Laku Pandai, digital banking, dan kerja sama dengan stakeholders akan memperkuat sumber pembiayaan.”
Senior Housing Specialist World Bank Dao Harison mengungkapkan sebagai upaya membantu pemerintah Indonesia dalam pengembangan rumah terjangkau, saatnya diperlukan juga pengembangan teknologi agar membuat rumah lebih hijau. (Uud/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved