Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melaksanakan program Padat Karya Tunai (PKT) Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di 10 desa di Ketapang, Kalimantan Barat.
Program tersebut dilaksanakan guna meningkatkan akses sanitasi laik bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, akses sanitasi laik di Indonesia baru mencapai 76%. Tersedianya infrastruktur sanitasi diharapkan mengurangi jumlah praktik buang air besar sembarangan yang masih banyak dilakukan masyarakat.
Melalui PKT Sanimas, sebanyak 440 jamban dan 373 septic tank dibangun dan tersebar di Desa Sungai Kinjil, Sukabangun, Ulak Medang, Batu Tajam, Mahawa, Serengkah Kanan, Rangga Intan, Muara Jekak, Alam Pakuan dan Mekar Raya.
Tiap-tiap desa mendapatkan dana sebesar Rp300 juta untuk pembangunan jamban dan septic tank baik individu maupun komunal yang dapat digunakan untuk 15 kepala keluarga.
"Diharapkan, program padat karya ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal dengan tidak buang air besar di hutan belakang rumah maupun di sungai, sehingga rentan terhadap penyakit seperti diare. Ke depannya, desa-desa yang telah mendapat program ini memiliki status desa dengan sanitasi laik dan sehat," ujar Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian PU-Pera Endra Atmawidjaja melalui keterangan resmi, Kamis (6/12).
Baca Juga: Persoalan Sanitasi Indonesia masih Panjang
Dalam proses pembangunan, pemerintah juga memberdayakan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan fasilitas sanitasi di desa masing-masing. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam proses pembangunan sebanyak 20 orang pada tiap-tiap desa.
Kementerian PU-Pera melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Kalimantan Barat Ditjen Cipta Karya juga menyediakan Fasilitator Kabupaten (Faskab) dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk memberikan pendampingan teknis dan administrasi anggaran.
Pada 2018, Kementerian PU-Pera mengalokasikan anggaran sebesar Rp11,28 triliun untuk program PKT. Sebanyak Rp2,4 triliun di antaranya merupakan belanja upah. Melalui program cash for work tersebut, masyarakat tidak hanya berperan sebagai penerima manfaat namun terlibat dalam pembangunan.
Selain Sanimas, Program PKT di Kementerian PU-Pera terdiri dari percepatan peningkatan tata guna air irigasi, operasi dan pemeliharaan irigasi, pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi wilayah, program penyediaan air minum berbasis masyarakat, pembangunan rumah swadaya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pemeliharaan rutin jalan.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved