Proyek Infrastruktur akan Gunakan Komponen Lokal Lebih Banyak di Tahun Depan
Iqbal Musyaffa
21/9/2015 00:00
(Pipa besi yang diproduksi PT. Krakatau Steel Tbk--ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN)
DALAM upaya meningkatkan industri dalam negeri, mulai tahun depan proyek-proyek infrastruktur akan lebih banyak menggunakan komponen lokal, khususnya untuk proyek pembangunan jembatan.
Saat ini tingkat komponen impor masih lebih dominan dalam proyek jembatan dengan komposisi 60%-80% dibandingkan komponen lokal. “Pembangunan jembatan akan menggunakan baja lokal yang diproduksi Krakatau Steel dan beberapa produsen baja lokal lainnya. Produk baja lokal nanti harus sudah high grade. Ini sebagai upaya meningkatkan kualitas produksi dalam negeri,†ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Senin (21/9).
Selama tahun 2015, menurut Basuki, masih ada waktu tiga bulan untuk membuat desain yang sesuai untuk tipe-tipe jembatan yang akan dibangun, penghitungan volume kebutuhan, dan lain-lain. Standardisasi kualitas baja lokal akan dibahas dan dikaji bersama BPPT.
“Jadi nanti baja-baja yang diproduksi sesuai dengan desain jembatan yang akan dibangun sehingga pembangunannya lebih cepat, termasuk untuk jembatan gantung yang sering dilintasi anak sekolah.â€
Sistem pembelian untuk baja lokal nanti akan dikomandoi oleh Kementerian Perindustrian. Termasuk juga pembuatan payung hukum penyerapan lebih banyak komponen lokal untuk proyek infrastruktur akan disusun oleh Kementerian Perindustrian. Dengan begitu, Basuki mengatakan akan mengubah komposisi komponen lokal dalam pembangunan jembatan menjadi 60%-80% untuk penggunaan komponen lokal. “Pengadaan barang jadi akan lebih simpel, tidak melalui tender terbuka karena standar kualitasnya sama dengan tipe-tipe jembatan. Jadi kita tinggal pesan.â€
Selain optimalisasi penggunaan baja dalam negeri, Basuki mengatakan penggunaan aspal Buton lokal juga akan ditingkatkan sebagai campuran aspal untuk proyek infrastruktur jalan.
“Di Sulawesi Tengah sudah ratusan kilometer pakai aspal Buton, ternyata bagus. Kita akan pakai lebih banyak aspal Buton pada tahun 2016 nanti.â€
Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto W Husaini mengatakan kebutuhan aspal Buton setiap tahun mencapai 1,5 juta ton. Sedangkan yang diserap dari dalam negeri baru sekitar 30 ribu ton per tahun. “Tahun depan akan ditingkatkan menjadi 100 ribu ton. Itupun masih kecil. Kalau bisa 400 ribu ton per tahun baru bisa maksimal dalam penggunaan komponen lokalnya.â€
Produsen aspal Buton di dalam negeri, menurutnya, cukup banyak yang diproduksi menjadi agregat ataupun ekstrasi aspal. Harga aspal Buton saat ini relatif tinggi karena jumlah produksinya masih kecil. “Tentu skala ekonominya sekarang masih besar. Tapi kalau sudah mencapai 300 ribu-400 ribu ton lama-lama akan lebih murah.â€(Q-1)