Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pemerintah Dorong Masyarakat Beli Sukuk Ritail

Fathia Nurul Haq
21/9/2015 00:00
Pemerintah Dorong Masyarakat Beli Sukuk Ritail
(Antara/Frans)
KEMENTERIAN Keuangan mendorong investor domestik kelas retail untuk berperan dalam pembiayaan anggaran melalui penjualan obligasi retail. Secara bertahap porsi obligasi retail akan ditingkatkan agar masyarakat umum bisa ikut membeli.

"Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (Sukri) adalah cara kami perluas basis domestik," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin (21/9).

Meski didorong, penerbitan sukuk dan ORI harus menyesuaikan dengan daya beli masyarakat.

"Tapi sekali lagi ini harus dilakukan bertahap, karena kita masih harus melihat kemampuan investor domestik kita. Kita benar-benar harus serap kemampuan mereka dalam timing dan size yang tepat," ucap Bambang.

Basis pembiayaan domestik, menurutnya, lebih aman bagi pembiayaan anggaran. Negara maju seperti Jepang, dikatakan Bambang, berani mengambil utang dengan rasio terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga 200%, karena 91% investornya adalah warga negara Jepang.

Ia membandingkan dengan Indonesia yang rasio utangnya hanya 25% terhadap PDB namun investor domestik hanya memiliki 52% dari total surat utang pemerintah.

"Ini tidak bisa dipaksakan kami sediakan basis ORI dan Sukri dan instrumenya, yang ritel kami naikan size-nya maka kami kan bisa kurangi porsi lain. Tapi ini kan tidak bisa drastis dan mendadak," tambah Bambang.

Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan mengungkapkan saat ini total outstanding utang di pasar sekunder Rp 1400 triliun. Porsi obligasi ritel dari total outstanding per September tahun ini ialah 8,83%. Porsi inilah yang secara bertahap akan ditingkatkan untuk memperdalam pasar dan menyasar investor rumah tangga.

Pemerintah baru saja membuka penawaran ORI dengan nomor seri ORI012 hingga 15 oktober mendatang. ORI012 itu bertenor 3 tahun dengan tingkat kupon 9%.

Menurut Robert, pemerintah menargetkan size nya sebesar Rp20 triliun. Para investor bisa membeli dengan minimum pemesanan Rp5 juta, maksimal nilainya adalah Rp3 miliar.

"Target kami Rp20 triliun, target bisa diupsize sampai Rp34,6 t," kata Robert.

Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan porsi obligasi ritel meningkat sampai 9%. Sebagai perbandingan, tahun 2006 menurut Robert obligasi ritel hanya berporsi 1% terhadap total surat utang yang diterbitkan pemerintah sepanjang tahun.

Menkeu Bambang mengatakan sasaran ORI ialah ibu rumah tangga kelas menengah yang selama ini hanya terpaku pada investasi produk perbankan.

"Kalau jumlah ideal ya gampangnya kami berharap lebih dari 50% kelas menengah kita berani masuk di luar perbankan. Idealnya berapa ya lihat Jepang. Kenapa dia berani utang besar karna pinjamannya sudah masuk rumah tangga individu," cetus Bambang.(Q-1)






Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya