Pasokan Kebutuhan Pokok belum Cukup, Indonesia masih Butuh Impor
Irene Harty
20/9/2015 00:00
(ANTARA/Widodo S Jusuf)
Kementerian Perdagangan mengakui sampai saat ini harga-harga kebutuhan pokok masih tinggi. Hal itu disebabkan oleh masih kurangnya pasokan untuk kebutuhan dalam negeri.
"Saya enggak perlu terlalu canggih, kalau harga tinggi di mana-mana enggak mungkin stok melimpah, tren juga tidak bagus," papar Menteri Perdagangan, Thomas Lembong dalam dialog Teras Kita di Kampus MM UGM Tebet, Jakarta, Sabtu (19/9). Maka dari itu demi menjaga stabilitas harga dan stok, Kementerian Perdagangan masih melakukan langkah praktis dan pragmatis, impor masih dilakukan.
Pengambil kebijakan menurutnya memang harus membuat kebijakan yang antisipatif ke depan. Deregulasi soal impor yang banyak pun dikatakan Thom akan fokus ke insentif yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Atmajaya, A Prasetyantoko mengatakan impor masih memang harus terukur dan ada koordinasi. "Tapi yang paling penting memang menjaga pasokan dalam negeri aman. Jadi itu dulu kalau sudah sampai batas aman baru ada usaha untuk melihat lagi," paparnya.
Pengendalian harga bahan-bahan pokok sendiri memang masih dicampuri oleh kehadiran mafia yang menurut Pras belum bisa diatasi. Penegak hukum perlu berupaya optimal agar masalah itu bisa diselesaikan.
Bagi Pras deregulasi memang dibutuhkan dalam situasi ekonomi yang semakin mengetat. "Aturan masih terlalu kaku, ini usaha untuk melonggarkan itu sehingga harapannya ada geliat ekonomi domestik," tandas Pras. (Q-1)