Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PENGUSAHA air bersih yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Swasta Perpipaan Indonesia (Aspasindo) mengapresiasi langkah kepolisian yang mengusut kasus pencemaran air oleh limbah.
“Pengusaha air bersih berkepentingan karena air baku menjadi input penting dalam produksi. Jika terganggu, berdampak buruk pada mutu air di rumah konsumen,” kata Sekretaris Aspasindo Alfa Desideratus di Jakarta, Rabu (24/10).
Sebagai informasi, saat ini Polda Jawa Tengah melakukan penyidikan kasus pencemaran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Surakarta oleh limbah kimia pabrik tekstil. Polisi menduga ada kesengajaan dari pihak pabrik.
Kasus pencemaran air heboh karena air produksi PDAM Toya Wening yang disalurkan ke rumah warga berubah jadi merah. Warga yang tinggal tak jauh dari kediaman Presiden Joko Widodo itu lalu melapor ke PDAM Toya Wening.
Dari pengecekan, limbah itu masuk ke pipa saluran air PDAM Solo. Pencemaran mengarah ke lokasi pabrik PT MCL di Jalan Adi Sumarmo, Surakarta. Saat ini kepolisian menetapkan status tersangka kepada K, dari pihak perusahaan.
Dari keterangannya, Alfa melanjutkan pencemaran air jadi momok bagi perusahaan air. Bahkan baru-baru ini PDAM Tirta Patriot di Bekasi terpaksa mengurangi jumlah produksi dari 550 liter per detik menjadi 320 liter per detik.
“Tingginya pencemaran air baku tidak saja mengganggu pelayanan, tetapi juga mengakibatkan biaya produksi meningkat karena penggunaan bahan kimia untuk mengurai limbah.”
“Kewenangan menjaga mutu air baku dan menindak pelaku pencemaran ini ada di tangan pemerintah dan penegak hukum, bukan di perusahaan pengelola air perpipaan,” pungkas Alfa.
Alfa berharap langkah yang ditempuh Polda Jawa Tengah bisa dilanjutkan ke daerah lain yang diindikasikan sungainya tercemar berat limbah industri. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved