Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
WAKIL Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendorong negara-negara Islam untuk dapat bekerja sama lebih erat dalam rangka memajukan perekonomian.
Di tengah begitu banyaknya persoalan, dari perang dagang hingga perubahan iklim yang memengaruhi produksi, persediaan, dan harga pangan di tingkat dunia, sinergi antarnegara menjadi hal yang mutlak untuk bertahan dan bertumbuh di masa depan.
“Negara-negara Islam punya tingkat kemajuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan industri, ada yang memiliki sumber daya alam yang baik, dan ada yang menawarkan kemampuan teknologi. Semua itu harus digabungkan, harus dikerjasamakan untuk mencapai potensi maksimal,” ujar Jusuf Kalla dalam acara pembukaan The Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture di Jakarta, Selasa (22/10).
Ia menyebutkan Islam bukanlah agama yang asing dengan perdagangan. Sebagaimana diriwayatkan, Rasulullah Muhammad SAW merupakan seorang pengusaha sukses. Begitu juga istrinya, Siti Khadijah. Secara tidak langsung, lanjutnya, perdagangan adalah satu hal yang menopang kegiatan Rasulullah dan penyebaran Islam di masa-masa setelahnya.
Hal itulah yang perlu diingat dan dijadikan pedoman oleh seluruh negara Islam di dunia.
“Dalam berdagang, aspek agama memang tidak banyak dipakai. Kita lebih mencari apa yang lebih murah, lebih cepat, itu faktor yang terpenting. Namun, dalam menjalankan itu, kita butuh solidaritas. Itu yang dapat dilakukan kita sebagai umat Islam,” jelasnya.
Wapres JK juga mengingatkan seluruh pelaku perdagangan untuk meningkatkan pengetahuan teknologi Revo-lusi Industri 4.0 sehingga dapat mengatasi ketertinggalan industri.
Ke depan, kata JK, dunia industri akan dipengaruhi perkembangan teknologi, sistem otomasi, dan kelompok yang memiliki inovasi.
“Oleh karena itu, untuk memajukan perdagangan, industri pertanian, kita harus punya inovasi,” ujarnya. (Pra/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved