Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Pengelolaan Keuangan Semakin Baik

Nur aivanni
17/10/2018 22:30
Pengelolaan Keuangan Semakin Baik
( ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja)

DI tengah tekanan ekonomi global, secara umum, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 sangat positif. Hal itu tecermin dari penerimaan atau pendapatan negara yang meningkat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pendapatan negara sampai dengan akhir September ialah Rp1.312,3 triliun atau 69,3% dari total target tahun ini. “Kalau kita bandingkan tahun lalu, target penerimaan yang Rp1.736 (triliun) sampai dengan September penerimaan baru Rp1.103 (triliun), kenaikan penerimaan negara kita September ke September ialah 19%. Suatu kenaikan yang cukup tinggi,” jelas Menkeu menyampaikan tentang APBN Kita di Auditorium Chakti Budhi Bhakti, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Rabu (17/10).

Adapun sumber-sumber pendapatan negara itu, menurut Sri Mulyani, berasal dari sisi perpajakan (pajak dan bea cukai) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mengalami kenaikan signifikan. “Dari sisi pendapatan perpajakan (pajak dan bea cukai) sampai dengan akhir September telah terkumpul Rp1.024,5 triliun atau 63,3% dari target kita sebesar Rp1.618,1 triliun. Angka (tersebut) dibandingkan tahun lalu yang akhir September baru mengumpulkan Rp879 (triliun) itu berarti terjadi pertumbuhan penerimaan perpajakan kita sebesar 16,4%,” tambahnya.

Selain itu, kata Menkeu, penerimaan negara bukan pajak juga naik, bahkan melampaui target. Dia mengungkapkan, sampai dengan akhir September (2018) diperoleh penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp281,4 triliun. “Tahun ini target total PNBP adalah Rp275,4 triliun. Artinya ini sudah 102,2% dari target kita.”

Keseimbangan baru
Seperti halnya prestasi dari sisi penerimaan negara, dari sisi belanja negara pencapaiannya juga yang sangat baik. Sampai akhir September, belanja negara secara total sebesar Rp1.512,6 triliun dari total belanja yang direncanakan sebesar Rp2.220,7 triliun. Artinya, belanja yang telah direalisasikan sebesar 68,1%. “Kalau dibandingkan tahun lalu di bulan yang sama (September), pertumbuhan belanja negara ialah 10%. Ini jauh lebih tinggi atau hampir dua kali lipat lebih cepat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 5,3%,” tegas Menkeu.

Hal menarik lainnya, dari sisi defisit APBN juga menurun dari tahun lalu. Penurunan yang terjadi hampir sebesar Rp72 triliun dari keseluruhan defisit tahun lalu. Secara keseluruhan, persentase defisit sampai akhir September 2018 sebesar 1,35% dari GDP.

Angka tersebut jauh lebih kecil daripada defisit tahun 2017 yang mencapai 2% dari GDP. Dengan berbagai capaian di atas, Menkeu menilai realisasi APBN 2018 sangat positif. Hal ini merupakan suatu bentuk confidence bagi pemerintah sebagai modal untuk memasuki tahun 2019.

Untuk menghadapi tekanan ekonomi global, pemerintah dan DPR sendiri telah menyepakati perubahan asumsi nilai tukar rupiah dalam RPABN 2019 dari 14.500 menjadi 15.000 per dolar AS.

Menurut ekonom Agustinus Prasetyantoko angka ini merupakan titik keseimbangan (ekuilibrium) baru yang mencerminkan kondisi fundamen perekonomian Indonesia. Menurut dia, rupiah sulit kembali menguat daripada level saat ini mengingat ketidakpastian global diperkirakan masih berlanjut hingga tahun depan sehingga arus modal asing yang masuk ke Tanah Air tidak akan sederas sebelumnya. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya