Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pupuk Indonesia Tingkatkan Ekspor

Raja Suhud
19/9/2018 03:30
Pupuk Indonesia Tingkatkan Ekspor
(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

PT Pupuk Indonesia membidik  ekspor sebanyak 1,93 juta ton pupuk senilai Rp8,31 triliun atau setara US$557,85 juta tahun ini.  Tahun depan, jumlah ­ekspor akan ditingkatkan menjadi 2,48 juta ton dengan raihan devisa yang diharapkan US$714,92 juta.
Langkah Pupuk Indonesia meningkatkan ekspor bersifat strategis di tengah upaya pemerintah memaksimalkan penerimaan devisa guna mengurangi defisit transaksi berjalan.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pihaknya mendorong BUMN tambang mengekspor barang olahan ketimbang bahan mentah agar memperoleh nilai tambah. Ia juga mendorong BUMN agar bisa memenuhi kebutuhan pasar global setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.

“Pupuk Indonesia Group merupakan satu dari sejumlah BUMN yang selalu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk yang kualitasnya telah diakui. Ekspor ini pun dilakukan setelah memastikan pemenuhan kebutuhan dalam negeri terpenuhi,” kata Menteri Rini saat meninjau persiapan ekspor 20.000 ton urea menuju Filipina di pelabuhan PT Pupuk Kalimantan Timur, Bontang, Selasa (18/9).

Dirut Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat menambahkan pihaknya berkomitmen menjaga penjualan ekspor sebagai upaya memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan kembali memperkuat nilai rupiah.
“Juga merupakan kebanggaan bahwa produk pupuk kami berdaya saing tinggi dan dapat diterima di pasar internasional,” ujar Aas.

Sepanjang Januari-Agustus 2018, Pupuk Indonesia mencatatkan penjualan ­ekspor sebesar 1.081.435 ton, yang terdiri atas 6.162.294 ton urea, 371.841 ton ­amoniak, dan 93.290 ton NPK, atau dengan total senilai Rp4,66 trilliun.

Sebagai produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Indonesia menguasai pasar pupuk di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Timor Timor, dan Singapura, dengan total ekspor sebesar 507.694 ton urea, 126.170 ton amoniak, dan 21.301 ton NPK, atau senilai Rp2,67 triliun.

Selain Asia Tenggara, wilayah Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan masih jadi tujuan ekspor ter-tinggi untuk produk-produk tersebut. Pupuk Indonesia pun telah masuk ke pasar Yordania, AS, Afrika Selatan, Cile, Puerto Riko, dan Peru.

Bersiap musim tanam
Aas pun menegaskan penjualan ekspor tersebut dilakukan setelah mendapatkan izin ekspor dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pupuk sektor subsidi dalam negeri dan stok minimal sesuai Permendag No 15 Tahun 2015. Saat ini stok  pupuk mencapai  jumlah dua kali melebihi ketentuan stok yang ditetapkan pemerintah sehingga cukup untuk musim tanam Oktober-Maret mendatang.

Total stok pupuk hingga 12 September 2018 secara nasional di lini III dan IV atau di gudang kabupaten dan kios sebesar 1.475.323 ton. Adapun perincian stok nasional di lini III dan IV terdiri atas 519.804 ton urea, 466.608 ton NPK, 136.580 ton organik, 182.264 ton SP-36, dan 170.067 ton ZA.

“Kami mempercepat pro-ses pengiriman dari gudang-gudang ke distributor dan kios sehingga distributor dan pemilik kios dapat segera menebus pupuk sesuai dengan alokasinya sehingga pupuk tidak terlambat diterima petani,” tandasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya