Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Perkuat Rupiah Jangan Hanya Andalkan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Fetry Wuryasti
05/9/2018 12:55
Perkuat Rupiah Jangan Hanya Andalkan Kenaikan Suku Bunga Acuan
(ANTARA)

NILAI tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah di kisaran Rp 14.933, dan dibuka pada level 14.925,5 pada perdagangan Rabu (5/9). Hal ini menandakan bahwa kebijakan moneter seperti penyesuaian BI 7 Day Repo Rate tidak cukup untuk menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Sejauh ini, tindakan penguatan kebijakan dengan melakukan pengawasan terhadap spekulan pasar uang dan memprioritaskan belanja infrastruktur negara yang dilakukan pemerintah belum memberikan dampak yang signifikan.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman mengatakan, hal ini patut diapresiasi. Namun dirasa belum cukup untuk menahan pelemahan tersebut mengingat tindakan yang dilakukan masih dalam ranah intervensi pasar keuangan dan penghematan anggaran.

Untuk menjamin nilai tukar rupiah yang lebih kuat ke depan, diperlukan kebijakan yang dapat memperkuat fondasi perekonomian dalam jangka panjang, namun manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka lebih pendek.

”Pemerintah perlu mempertimbangkan opsi penerimaan devisa melalui sektor pariwisata. Dari segi infrastrutkur, Indonesia dinilai telah memiliki fasilitas yang lebih baik mengingat telah dicanangkannya proyek-proyek infrastruktur di tahun-tahun sebelumnya. Potensi kunjungan wisman pun menunjukkan tren positif dimana pertumbuhan kunjungan wisman di wilayah Asia Pasifik tumbuh sebesar 8% (UNWTO), jauh di atas pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang lesu dengan ekspektasi pertumbuhan 3,2% pada 2018 ini,” terang Ilman, melalui rilis yang diterima, Rabu (5/9).

Selain itu, dalam jangka menengah pemerintah bisa mempermudah alur investasi dan juga meningkatkan daya tarik investasi dengan meningkatkan capaian Indonesia dalam Ease of Doing Business (EODB) Ranking yang dirilis oleh World Bank.

Walaupun Indonesia telah berhasil melompat sebesar 19 peringkat dari 2017-2018, Ilman mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yaitu meningkatkan peringkat dalam indikator "Memulai Bisnis - Starting a Business" yang masih berada di peringkat 144.

Untuk meningkatkan capaian dalam indikator tersebut, pemerintah perlu mengambil langkah untuk mengurangi jumlah prosedur yang harus ditempuh dan juga menekan waktu, biaya dan minimum modal yang disyaratkan untuk memulai bisnis.

”Walaupun kebijakan ini mungkin tidak akan langsung dirasakan manfaatnya, mengingat perekonomian dunia masih lesu. Namun Indonesia dapat meningkatkan keunggulan komparatifnya di masa mendatang dalam hal investasi. Hal ini berpotensi mendatangkan investasi dalam jumlah besar apabila perbaikan capaian EODB dilakukan saat ini,” urainya.

Ilman mengatakan, sebaiknya masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dalam menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini karena pemerintah telah cukup responsif dan cekatan dalam menahan kebijakan pelemahan rupiah dengan kebijakan-kebijakan seperti pengawasan spekulator dan prioritas pembangunan.

"Walau rupiah terdepresiasi sebesar +-7%, depresiasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara dengan perekonomian serupa seperti rupee India (-9,70%), rand Afrika Selatan (-15,98%), dan real Brazil (-20,26%). Kondisi Rupiah saat ini masih cukup kuat sehingga dalam waktu dekat tidak akan mengalami resesi seperti yang dialami oleh Turki dan Argentina saat ini," tukas Ilman. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya