DPR Dukung BNI Fokus di Sektor Infrastruktur dan Kemaritiman
Irene Harty
09/4/2015 00:00
(ANTARA/Eric Ireng)
KOMISI XI DPR mendukung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk fokus dakam pembiayaan di sektor infrastruktur dan kemaritiman. Kesimpulan itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR Jon Erizal dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI dengan BNI di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/4).
"Kami dukung itu pemaparan dari BNI tadi yang akan mendukung pembiayaan dari sektor maritim dan infrastruktur," ungkap Jon.
Selain itu Komisi XI meminta BNI untuk terus berinovasi usaha agar dapat membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 yakni tingkat pengangguran sebesar 5,6%, tingkat kemiskinan 10,3%, gini ratio 0,4 serta indeks pembangunan manusia sebesar 69,4.
"Komisi XI juga mendukung asas timbal balik dengan mendorong kesetaraan kerja sama perbankan melalui undang-undang perbankan yang baru dan hal itu akan dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia," jelasnya.
DPR juga mendukung BNI ikut serta dalam mengembangkan program LAKU PANDAI dengan tetap mengutamakan prinsip kecermatan dan kehati-hatian.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni sebelumnya memaparkan kontribusi BNI dari deviden yang dibayarkan meningkat dari 2010 Rp521 miliar menjadi Rp1.632 triliun di 2014. Nilai pajak yang dibayarkan juga lebih besar dari 2010 Rp2,2 triliun menjadi Rp5,3 triliun di 2014.
"Secara total kontribusi naik dari Rp2,7 triliun jadi Rp6,9 triliun," jelasnya.
Fokus bisnis BNI memang lebih ke pembangunan nasional dengan pembiayaan ke sektor infrastruktur dan kemaritiman sudah mencapai Rp36,6 triliun dan didominasi oleh energi di segmen korporasi mencapai Rp19,8 triliun.
Pembiayaan di kemaritiman Rp8,7 triliun mulai dari hulu sampai hilir. Kredit Usaha Rakyat sudah mencapai Rp15,7 triliun dengan debitur 218.222 dengan sektor terbesar dari perdagangan, restoran, dan hotel.
BNI yang sudah menggalakkan Kampung BNI akan terus mengembangkan potensi ekonomi di pedesaan lewat hal itu. Pinjaman lunak dan bantuan bina lingkungan akan terus ditingkatkan.
"2014 cukup banyak Kampung BNI. Ulos kita sudah punya di Samosir, di Solok juga dikembangkan jagung. Sumsel tenun Karawang bandeng, Sulsel karebosi, sutra," tutur Achmad.
Pembiayaan dari Kampung BNI memang difokuskan pada industri kreatif, pangan, dan perikanan.
Aset BNI sendiri dalam meningkat dari tahun ke tahun. Di 2010 bertumbuh 15,4%, 2013 16,2%, tapi turun di 2014 menjadi 13,3%. Kredit 2014 11,58%, turun hampir separuhnya dari 2013.
Dana pihak ketiga di 2013 13,6%, 2014 turun menjadi 12,31%. Laba bertumbuh 15% di 2013 tapi di 2014 turun 5,1%.
Dikatakan, penurunan yang signifikan lebih disebabkan adanya perlambatan ekonomi nasional. Proyeksi ke depan, dana pihak ketiga akan mencapai 14%-16% dan kredit mencapai 15%-17%.
"2015 kami tetapkan lima kebijakan strategis, mulai dari memperkuat sinergi bisnis banking konsumer dan ritel dan anak perusahaan lalu lakukan pertumbuhan aset dengan jaga prinsip kehati-hatian agar berkualitas dengan struktur pendanaan optimal," sahutnya.
BNI juga akan meningkatkan penjualan dan volume transaksi perkuat cabang aliansi dan consumer agreement, mengoptimalisasi SDM yang ada juga menurunkan bopo dan cost income ratio serta berupaya untuk senantiasa meningkatkan hal pelayanan menjadi nomor wahid. (Q-1)