Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) saat ini tengah mengebut penyelesaian pembangunan Fly Over Manahan, Solo. Diharapkan, setelah beroperasi, jembatan layang tersebut dapat mengatasi kemacetan yang saat ini kerap terjadi akibat adanya perlintasan sebidang rel kereta Solo-Yogyakarta.
Hingga Juni, progres pembangunan fisik jembatan yang didesain memiliki panjang 600 meter dan lebar 9 meter itu sudah 26% dan ditargetkan rampung pada Oktober mendatang.
Target penyelesaian yang cepat tidak terlepas dari penggunaan teknologi Corrugated Mortar busa Pusjatan (CMP).
Teknologi yang diinvensi tim Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (Pusjatan) itu merupakan pengembangan dari teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang.
“Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50%. Apabila menggunakan konstruksi beton butuh waktu 12 bulan, dengan teknologi CMP hanya perlu 6 bulan,” ujar Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono melalui keterangan resmi, Jumat (29/6).
Selain lebih cepat dari sisi waktu, teknologi CMP juga lebih efisien dari sisi pembiayaan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang sangat kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.
Kelebihan CMP lainnya memiliki nilai estetis sehingga dapat menjadi suatu landscape dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan. Konsumsi bahan alam dalam konstruksi CMP jauh lebih rendah daripada konstruksi dengan teknologi beton sehingga ramah lingkungan.
Teknologi yang sama sebelumnya juga direrapkan dalam pembangunan Jembatan Layang Antapani di Bandung, Jawa barat, yang diresmikan 2017 silam.
Pembangunan Fly Over Manahan dijerjakan melalui skema Kerja Sama Operasi antara PT Yasa Patria Perkasa dan PT Virama Karya dengan nilai konstruksi sebesar Rp 43,05 miliar.
Dalam periode 2015-2017, Kementerian PU-Pera telah membangun sebanyak 40 underpas dan flyover dengan total panjang 11.325 meter. Adapun, pada 2018, akan dibangun 18 buah underpas dan flyover dengan total panjang 2.691 meter.
Selain fly over dan underpass, pemerintah juga membangun jembatan yang tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan. Dalam periode 2015-2017 telah dibangun 356 jembatan di berbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.808 meter. Untuk tahun ini, pembangunan jembatan yang dilakukan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved