Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KELUHAN petani kelapa pada beberapa sentra produksi di Sulawesi Tenggara perihal harga kopra yang anjol berimbas pada pembiaran buah kelapa siap panen hingga menjadi rusak. Semangat petani menurun lantaran harga perolehan dalam menjual tidak menutup biaya pengolahannya.
"Petani kelapa memilih beralih menjadi buruh kerja kasar di sejumlah proyek pembangunan atau industri lainnya daripada mengolah kopra," kata pedagang pengumpul kopra, Afner, 52, melalui telepon dari Buranga, Kabupaten Buton Utara, Selasa(26/6).
Harga kopra pada tingkat penampung di Kota Bau Bau yang bermitra dengan industri dari Surabaya hanya sekitar Rp400 per kilogram dinilai teralu rendah. Bahkan, petani kelapa Konawe Selatan, Asnain, 38, mengatakan menjual kelapa muda lebih menjanjikan daripada kopra karena biaya pengolahan tinggi.
"Kalau mengolah kopra dengan harga Rp400 per kilogram tidak ada manfaat yang diterima petani. Kalau ada pedagang pengumpul kelapa kami jual, walaupun harga Rp3ribu per buah daripada rusak," kata Asnain.
Wakil Ketua DPRD Konawe Selatan, Hapsir Jaya, mengatakan badan usaha milik derah (BUMD) diharapkan memfasilitasi kehadiran pengusaha industri kopra. Tanpa kehadiran industri skala besar di daerah produsen
kopra maka petani tidak akan pernah menikmati harga yang menjanjikan.
"BUMD dapat membangun jaringan bisnis dengan industri pengguna bahan
baku dari kopra, seperti Bimoli, pabrik kecap dan industri sabun dan lain-lain untuk menampung kopra," kata Hapsir.
Sementara itu, pada waktu tertentu petani kelapa bisa bergairah mengolah kopra karena harga menjanjikan sampai Rp9ribu per kilogram.(OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved