Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

BI Yakin Boleh, tapi Jangan Overconfidence

Fetry Wuryasti
08/6/2018 20:40
BI Yakin Boleh, tapi Jangan Overconfidence
(Antara)

GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan kepercayaan investor asing terus tumbuh dan kuat terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu terbukti dari aliran modal asing masuk dalam bentuk obligasi pemerintah, saham dan obligasi korporasi.

Terhitung sejak 24 Mei sampai 6 Juni, aliran modal asing yang masuk sekitar Rp13 triliun. Dalam waktu tiga hari pada 28, 29, 30 Mei, total modal asing yang masuk bahkan hampir Rp4 triliun, baik dalam SBN, saham, maupun obligasi korporasi. Itu dicapai di tengah risiko pasar keuangan global yang cukup tinggi.

Secara terpisah, pernyataan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat juga makin menguatkan keyakinan Perry. Samsul menyebut total masuk pengumpulan dana dari IPO dari 17 perusahaan hingga semester I-2018 ini sebanyak Rp6,6 triliun. Itu belum termasuk tiga perusahaan yang terakhir melakukan pencatatan perdana saham.

"(Pengumpulan dana) itu dari 17 perusahaan, belum termasuk tiga emiten baru ini," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (8/6).

Hari ini, PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT) tercatat meraup dana hasil IPO sebesar Rp106,27 miliar, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) Rp780 miliar dan PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) sebesar Rp40,2 miliar. Maka jumlahnya mencapai Rp934,47 miliar.

Artinya, jika dijumlahkan, total fund raising dari IPO saat ini sudah mencapai Rp7,5 triliun dari awal tahun.

Sedangkan dari dana obligasi sementara untuk penerbitan obligasi dari awal tahun hingga saat ini sudah mencapai sekitar Rp50 triliun. Masih ada pula 28 penerbitan obligasi hingga akhir tahun yang nilainya mencapai Rp28,6 miliar.

Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan wajar bila Gubernur Bank Indonesia mengatakan demikian. Sebab dia ingin memberi sinyal positif ke pasar.

"Beliau mau kasih sinyal positif ke pasar. It is ok, memang itu kerjanya dia. Asal jangan overconfidence," ujarnya saat dihubungi, Jumat (8/6).

Alasannya, jika dibandingkan dengan negara sekitar pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih lambat karena berada di kisaran 5%, sementara Vietnam dan Filipina di atas 6%.

"Jadi capital outflow di bursa saham maupun pasar surat utang tidak hanya lari ke AS karena Fed naik tapi juga ke negara ASEAN lainnya,"

Atau, bila dilihat perbandingan di current account to GDP atau defisit perdagangan, Malaysia justru surplus 2,38% terhadap GDP dan Thailand 9,3%.

"CAD Indonesia yang defisit memang menjadi salah satu kelemahan Indonesia. Apalagi neraca dagang juga defisit," kata Bhima.

Sehingga, menurut dia, bisa jadi investor juga agak berpikir ulang bila akan masuk ke Indonesia. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya