Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Saat ini, Harga Keekonomian Solar Rp7.200

Iqbal Musyaffa
05/2/2015 00:00
Saat ini, Harga Keekonomian Solar Rp7.200
pengisian solar(antara)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan harga minyak dunia sudah mulai bergerak ke atas, sehingga berat untuk menurunkan harga solar subsidi.

Sudirman menegaskan penetapan harga solar subsidi menjadi kewenangan dan tanggung jawab eksekutif. ''Saya harap hal itu tetap dijaga,'' ujarnya pada saat rapat kerja dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu malam (4/2).

Pernyataan itu merespons permintaan Komisi VII agar pemerintah kembali memangkas harga solar bersubsidi. Menurutnya, meski harga minyak dunia terus turun, pemerintah tidak akan terus mengekor dengan memangkas harga BBM di dalam negeri. Jika ada margin keuntungan yang didapat, akan digunakan untuk menambah ketahanan energi Indonesia.

''Laba bersih tersebut akan digunakan untuk membangun tangki penyimpanan cadangan strategis BBM nasional,'' kata dia. Adapun wancana pembuatan tangki penyimpanan BBM berdasarkan usulan banyak pihak agar pemerintah membangun cadangan strategis BBM nasional.

Dalam pembuatan cadangan strategis BBM nasional menurut Sudirman perlu ada aturan teknis pelaksanaan. ''Perlu duduk bareng dengan Kementerian Keuangan terkait anggarannya.''

Dalam 2-3 tahun, Sudirman menargetkan Indonesia memiliki cadangan BBM strategis nasional untuk 20 hari-30 hari yang tidak akan digunakan kecuali untuk kondisi mendesak.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan berdasarkan patokan Mean of Platts Singapore (MOPS) rata-rata pada 25 Desember 2014 hingga 24 Januari 2015, harga minyak dunia sebesar US$63,74 per barel dengan kurs Rp12.507 per dolar. ''Dengan asumsi tersebut, harga minyak setara Rp5.138 per liter,'' ujarnya.

Ia menambahkan, sekitar 40% BBM diproduksi dari kilang dalam negeri sehingga harga produksinya lebih mahal 12,5%. ''Dengan begitu, harga minyak menjadi Rp5.258 per liter ditambah alpha jadi Rp6.258 per liter,'' ujar Dwi.

Harga tersebut kemudian ditambah PPN 10% dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor 5% sehingga harga jual keekonomian solar sebesar Rp7.194 per liter dan dibulatkan menjadi Rp 7200 per liter. ''Harga dikurangi subsidi (Rp1.000) sehingga menjadi Rp6.200 per liter,'' terang Dwi.

Akan tetapi, Dwi mengatakan siap mengikuti apapun keputusan pemerintah terkait harga solar subsidi, termasuk apabila diminta untuk menurunkan harga solar bersubsidi.

Seusai rapat kerja, Ketua Komisi VII Kardaya Warnika mengatakan Komisi VII meminta pemerintah menurunkan harga solar subsidi yang saat ini Rp6.400 per liter. ''Ketentuan harga dan waktu pelaksanaannya diserahkan kepada pemerintah,'' ujarnya. (Mus/E-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya