Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
DEPRESIASI nilai tukar rupiah bukan hal baru bagi Indonesia. Pasalnya, pasang surut nilai tukar rupiah telah terjadi sejak era orde lama, orde baru, hingga era reformasi. Artinya, pemerintah seharusnya sudah sangat siap menghadapi kondisi pelemahan mata uang Garuda sejalan dengan sederet pengalaman di masa lalu.
Jika ditarik ke belakang, pada Pemerintahan Presiden Soekarno, rupiah memiliki kisaran Rp1 per dolar Amerika Serikat (USD). Kecilnya nominal tersebut sejalan dengan Indonesia yang belum mengenal sistem pasar bebas.
Kemudian saat Indonesia dipimpin Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah mulai merangkak dan asumsinya dipatok pada level Rp2.000 per USD. Tidak ditampik, di era ini, nilai tukar rupiah sempat mencapai puncak kejayaan karena pelemahannya bisa ditekan sedemikian rupa dalam artian terjaga di level yang diinginkan Pemerintahan Soeharto.
Namun sayangnya, kestabilan nilai tukar rupiah mulai diporak-porandakan oleh harga minyak dunia yang terjun bebas pada 1986. Hal itu kemudian diperparah dengan krisis moneter 1998 sehingga dalam waktu singkat, mata uang Garuda terjun ke titik paling buruk dalam sejarah Indonesia yakni Rp16.800 per USD.
Serangkaian peristiwa itu yang kemudian terekam dalam sejarah bahwa Soeharto harus mundur dan tampuk kepemimpinan dipegang Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Di tangan Presiden Habibie, nilai tukar rupiah berhasil ditekan dari belasan ribu hingga mencapai level Rp6.500 per USD.
Sayangnya, pencapaian Habibie tersebut tak bertahan lama lantaran nilai tukar rupiah secara perlahan kembali melemah dan harus menyentuh Rp15 ribu per USD di era Pemerintahan Presiden Gus Dur. Kemudian, di masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, nilai tukar rupiah kembali stabil di kisaran Rp8.000 per USD.
Seiring waktu, fluktuasi kembali berlanjut setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai Presiden RI pada 2014. Rupiah melewati Rp10 ribu per USD hingga mencapai Rp12.900 per USD. Selama dua periode itu, rupiah akhirnya bertengger di angka Rp12.041 per USD. Namun tidak ditampik, perbaikan ekonomi mampu memberikan kestabilan dari sisi nilai tukar rupiah.(medcom/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved