Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Inovasi Bisa Atasi Proteksionisme

Nyu/E-1
07/5/2018 23:45
Inovasi Bisa Atasi Proteksionisme
(ANTARA FOTO/ADV/ama)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan kebijakan proteksionismenya suka tidak suka telah membuka mata dunia akan pentingnya menjaga industri dalam negeri.

Kebijakan menjaga dan mengembangkan industri dalam negeri itu, menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, bisa dicapai dengan inovasi sebab pasar dalam negeri Indonesia sudah sangat besar. Terlebih Indonesia sudah bersiap menghadapi revolusi industri generasi keempat.

"Langkah-langkah proteksi ini harus diantisipasi dengan inovasi, dan inovasi ini harus didukung dengan lembaga riset yang kuat," ujar Airlangga dalam diskusi bertajuk Global Disorder: The Need Regional Architecture and Business Model, di Jakarta, kemarin.

Karena itu, pemerintah akan memberi insentif berupa super deductable tax sebesar 300% bagi industri yang mengembangkan riset dan litbang.

"Diharapkan, bulan ini bisa dikeluarkan. Dengan super deductable kita harap beban APBN bisa berkurang dan pengembangan riset dan litbang bisa dilakukan swasta," tandasnya.

Airlangga juga mengungkapkan bahwa proteksionisme AS yang kemudian diikuti perang dagang dengan Tiongkok bisa dilihat sebagai suatu yang positif ketimbang negatif.

Sisi positifnya, peluang Indonesia untuk masuk ke pasar AS dengan industri baja bisa sedikit terbuka sebab ketegangan antara AS dan Tiongkok hanya masalah politik, sedangkan hubungan AS dengan Indonesia masih baik.

"Begitu mereka menutup dari Tiongkok, kan pasar lain terbuka," pungkasnya.

Ketua Ketua Komite Nasional untuk Pacific Economic Cooperation Council (PECC) Mari Elka Pangestu mengatakan perlu tindakan kolektif dan kerja sama untuk menghadapi tantangan yang ada.

"Pusat ekonomi dunia sekarang di Asia-Pasifik, jadi apa yang kita lakukan akan berdampak pada bagian dunia lainnya. Oleh karena itu, perlu kerja sama mengambil tindakan kolektif dan kerja sama untuk menghadapi tantangan ini, yang bukan bisnis seperti biasa," kata Mari.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya