Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
HOLDING Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri minyak dan gas bumi (migas) telah resmi terbentuk hari ini. PT Pertamina selaku induk dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sebagai anggota holding mengaku optimistis penggabungan ini dapat memberikan banyak manfaat. Tidak hanya itu, holding dapat menghentikan tumpang tindih pembangunan infrastruktur, khususnya di sektor gas.
"Target kami setelah holding ini resmi yakni dengan integrasi ini memperkuat permodalan, sehingga kemampuan ekpansi bisnis dengan nilai yang lebih besar. Kemudian dari sisi bisnis (hilir) yang selama ini saling beradu di pasar itu bisa berhenti dan kita bisa memperluas pasar sampai ke Idnonesia wilayah timur," terang Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina, Nicke Widyawati, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. (11/4)
Menurut dia, holding juga memberikan ruang lebih dalam penghematan anggaran. Tidak hanya itu, investasi akan lebih besar lagi dilancarkan Pertamina karena kehadiran anggota holding yakni PT PGN.
Dalam waktu dekat, kata Nicke, Pertamina selaku induk holding akan mensinergikan RKAP dengan PGN.
"Kita akan review RKAP Pertamina dan PGN. Seperti yang sudah kita ketahui Pertamina sudah menyusun RKAP sampai 2030," katanya.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim, mengatakan, tumpang tindih infrastruktur di sektor gas sudah lama terjadi dan sulit diselesaikan karena keterbatasan komunikasi. Namun, hambatan pengembangan industri hilir gas itu akan segera punah seiring penggabungan Pertamina dan PGN, termasuk melakukan akusisi Pertagas.
"Momentum hari ini (peresmian holding BUMN industri migas) merupakan momentum baik, pasallnya tumpang tindik infrastruktur bisa terbenanhi. Itu termasuk RKAP Pertamina dengan PGN kalau dulu masih terkendala komunikasi karena belum ada akta pengalihan," terangnya.
Jobi menjelaskan, holding bukan hanya memupus karut marut infrastruktur sektor hilir gas namun dapat mempercepat laju ekspansi bisnis.
"Yang akan kita hindari segera adalah pembangunan infrastuktur tumpang tindih, kemudian terkait program pembangunan jaringan gas di 10 wilayah juga akan terintegrasi termasuk pengasawan dan pembangunanya akan lebih cepat karena dikendalikan holding," pungkasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved