Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SERIKAT kerja di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja melakukan langkah taktis dalam menghadapi ketatnya persaingan antarterminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Alih-alih menggembosi dan melawan kebijakan perusahaan, mereka sepakat melebur diri menjadi satu serikat. Langkah itu diambil untuk menjamin kinerja perusahaan yang semakin solid sehingga kesejahteraan karyawan diharapkan semakin membaik.
“Fokus kami kini mendukung upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kami tidak ingin mengorbankan nasib ratusan karyawan Koja yang sudah bergantung pada perusahaan ini,” ungkap Ketua SP TPK Koja Joko Supriyanto di Jakarta, kemarin, melalui keterangan pers.
Kesepakatan itu dilakukan Serikat Pekerja Bersatu (SPB) TPK Koja dengan Serikat Pekerja (SP) TPK Koja pada Selasa (20/3) dan disaksikan Kepala Sudinakertrans Jakarta Utara Dwi Untoro dan manajemen TPK Koja yang diwakili Deputi GM Nurjadin Surur.
Dwi Untoro merespons positif bersatunya kedua serikat pekerja di TPK Koja itu. Menurutnya, langkah mereka sangat positif untuk meningkatkan daya saing perusahaan di tengah persaingan antarterminal yang semakin ketat di Tanjung Priok.
“Jika memang ada perselisihan dengan manajemen, pekerja bisa datang ke kami untuk mencari solusi bersama. Bersatunya pekerja bakal memperkuat perusahaan dan layanan di Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Dwi.
Sebagaimana diketahui, beroperasinya New Priok Container Terminal One (NPCT1) membuat persaingan antarterminal petikemas kian ketat. Apalagi NPCT1 dimotori operator pelabuhan asing kelas dunia seperti Mitsui & Co Ltd. (Mitsui) dan Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (NYK Line) dari Jepang serta PSA International Pte Ltd (PSA) dari Singapura. Ketiga perusahaan tersebut bersama Pelindo II merupakan pemilik NPCT1.
Selain NPCT1, di Tanjung Priok pun beroperasi PT Jakarta International Container Terminal (JICT), PT Mustika Alam Lestari (MAL), TPK Koja, dan Terminal 3 Priok. JICT saat ini merupakan operator terminal petikemas terbesar di Tanjung Priok dengan kapasitas sebesar 2,8 juta teus per tahun. Adapun TPK Koja pada tahun ini ditargetkan memiliki kapasitas sebesar 754 ribu teus. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved