Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Gudang Kosong di Indramayu dan Serangan Balik Enggar

Erandhi Hutomo Saputra
28/2/2018 10:51
Gudang Kosong di Indramayu dan Serangan Balik Enggar
(MI/ARYA MANGGALA)

MENGAWALI kunjungannya ke gudang Bulog di DKI Jakarta, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita begitu semangat untuk menunjukkan bahwa beras impor langsung masuk gudang, tidak bocor ke pasar. Akan tetapi raut mukanya berubah ketika sampai ke dua gudang Bulog di Kabupaten Indramayu. Ia tampak kaget Dan mengernyitkan dahi menemukan fakta bahwa gudang Bulog di daerah lumbung padi itu terlihat kosong.

Di gudang Bulog Tegalgirang, Enggar mendapati stok beras di gudang hanya tersisa 600 ton dari kapasitas 2.000 ton. Kondisi lebih parah terlihat di gudang Bulog Singakerta II, dari kapasitas 21.500 ton, stok yang tersedia hanya tersisa 93 ton.

"Jangan salahkan Bulog tidak mau menyerap karena faktanya memang belum ada panen," tegas Enggar di Indramayu, Selasa (27/2).

Tinjauan langsung Enggar ke lapangan untuk mengecek stok itu seolah-olah sebagai 'serangan balik' terhadap opini surplus beras. Pasalnya, saat ia mengecek ketersediaan beras di Pasar Baru Indramayu, Pasar Celancang Cirebon, dan Pasar Pagi Cirebon, beras-beras yang tersedia di Pasar tersebut nyatanya disuplai dari Jawa Tengah.

"Indramayu merupakan lumbung padi bisa mencukupi Jabar. Kemudian di pasar kita lihat beras masih dari Demak dan Sragen, ini ironis, dia lumbung padi tapi berasnya datang dari Jateng, gudang Bulog kosong," ungkapnya

Meski demikian, Enggar meminta masyarakat khususnya di Indramayu dan Cirebon tidak khawatir dengan kekurangan stok tersebut. Sebab jika ada kekurangan di satu wilayah pasti akan disuplai dari wilayah lain sembari menunggu panen. Terlebih operasi pasar akan terus diintensifkan sehingga beras medium tersedia di pasar dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450.

"Saya sadari belum bisa menurunkan harga, tapi dengan ketersediaan memberikan kesempatan rakyat membeli beras medium di bawah HET itu merata di semua daerah. Kita akan teruskan dan intensifkan (operasi pasar), berapapun akan kita gelontorkan," kata Enggar yang meyakinkan operasi pasar memakai beras stok yang tersisa sekitar 600 ribu ton, bukan beras impor.

Selain operasi pasar, Bulog pun ditugaskan untuk menyerap gabah dan beras petani yang panen dengan fleksibilitas maksimal 20% dari HPP.

Sementara itu Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan operasi pasar kali ini melibatkan pedagang pasar, bukan hanya Bulog sendiri dengan truk keliling.

"Tahun ini kami melibatkan pedagang-pedagang untuk ikut menyalurkan beras dari Bulog dalam rangka masuk ke masyarakat. Jadi tidak boleh dijual lebih dari HET yang ada, artinya akan membantu saudara kita yang butuh beras medium," tukas Djarot yang juga meminta Bulog di daerah untuk menyerap gabah petani sebanyak mungkin saat panen datang.

Adapun Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi yang juga ikut dalam rombongan menilai, masuknya beras impor 261 ribu ton hingga Februari, menunjukkan bahwa pasokan beras nasional tidak cukup aman.

"Menteri Pertanian seharusnya merevisi pernyataanya bahwa Indonesia surplus beras. Surplus apanya? Kalau benar surplus seharusnya tidak ada impor beras," cetusnya.

Kenyataan di gudang Bulog Singakerta yang nyaris kosong, kata Tulus, sangat ironis. Padahal Indramayu merupakan lumbung padi provinsi Jabar, bahkan nasional.

"Di pasar tradisional daerah Indramayu dan Cirebon pedagang beras malah dipasok dari Jateng, khususnya dari Sragen dan Demak. Padahal Indramayu adalah lumbung padinya Jabar, yang katanya mencapai 1.7 juta ton per tahun produksinya," ungkapnya.

Sehingga ia mendukung penguatan stok yang dilakukan Kemendag dan operasi pasar oleh Bulog. Namun ia meminta jangan sampai beras impor bocor ke pasaran yang mengakibatkan harga beras jatuh di musim panen nantinya.

"Satgas pangan harus bekerja ekstra, karena terlihat tidak berfungsi efektif, terbukti harga beras masih tinggi. Kalau pun harga beras turun bukan atas kerja Satgas pangan tapi karena memasuki masa panen," kata Tulus.

Kemendag dan Bulog, kata dia, juga harus mampu mengatasi berbagai distorsi dalam harga beras, seperti kemungkinan adanya spekulan dalam perdagangan beras.

"Beras adalah bahan makanan utama rakyat Indonesia. Pemerintah harus mampu menjaga keamanan pasokan beras, sehingga harganya terjangkau bagi konsumen," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya