Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
EKSPOR mobil Indonesia ke Vietnam terancam karena negeri sosialis itu baru saja menerbitkan regulasi yang mengatur sejumlah persyaratan untuk kelaikan kendaraan, termasuk emisi dan keselamatan untuk mobil penumpang (HS 8703) atau mobil utuh (completely built-up/CBU). Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengungkapkan Vietnam menganggap Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah diterapkan selama ini belum cukup sesuai dengan kriteria yang diinginkan. “Ketentuan yang dikeluarkan Indonesia yang sebenarnya juga sangat mendukung dan lengkap, masih dianggap belum dapat memenuhi standar kelengkapan persyaratan di Vietnam. Padahal sertifikasi yang dilakukan otoritas di Vietnam dan Indonesia menggunakan proses dan peralatan uji yang sama,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (18/2).
Menurut Oke, persyaratan yang ditetapkan Vietnam berpotensi membuat ekspor mobil penumpang Indonesia ke Vietnam terancam terhenti. Dengan pemberlakuan aturan tersebut, kata dia, potensi ekspor yang hilang diprediksi mencapai US$85 juta selama periode Desember 2017-Maret 2018.
Oleh karena itu, kata Oke, pemerintah tengah menyiapkan strategi atas penerbitan regulasi impor tersebut. “Pemerintah Indonesia sangat keberatan dengan regulasi itu dan akan melakukan pendekatan persuasif dan melobi otoritas di Vietnam. Saat ini telah dibentuk tim delegasi RI yang akan dipimpin langsung oleh Kementerian Perdagangan untuk bernegosiasi dan melobi pihak Vietnam,” ujarnya.
Tim delegasi RI yang terdiri atas unsur Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri, dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) direncanakan bertolak ke Vietnam pada 26 Februari 2018.
Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan yang terjadi pascapemberlakuan regulasi impor tersebut. “Kami akan terus menjalin komunikasi dengan KBRI Hanoi. Kami juga berharap negosiasi yang akan dilaksanakan tim delegasi RI dapat membuka hambatan akses pasar ekspor mobil penumpang Indonesia ke Vietnam,” tukas Pradnyawati.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor mobil penumpang asal Indonesia ke Vietnam pada Januari–November 2017 tercatat sebesar US$241,2 juta. Nilai itu meningkat 1.256,5% (yoy) ketimbang di 2016 yang sebesar US$17,782 juta. Indonesia diketahui menempati peringkat ketiga negara pengekspor mobil penumpang ke Vietnam setelah Thailand dan Tiongkok dengan pangsa pasar 13,12%.
Pada Kamis (15/2), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Vietnam melakukan restriksi terhadap produk otomotif Indonesia dengan membatasi kuota ekspor. “Kemampuan SUV (sport utility vehicle) kita cukup tinggi. Memang kalau kita mempunyai daya saing tinggi, negara lain pasti membentengi. Oleh karena itu, kita juga harus siap-siap mencari alternatif pasar,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Menurut Menperin, ekspor terbesar industri otomotif Indonesia ke negara-negara ASEAN yang tertinggi yakni ke Filipina, Vietnam, dan Thailand. Kapasitas produksi kendaraan roda empat di Indonesia pada 2017 meningkat jadi 2.258.131 unit berkat investasi dari Mitsubishi, Wuling, dan Sokon yang memproduksi kendaraan di Tanah Air pada tahun lalu. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved