Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kredit Mitra Jateng 25 Pelopor Bunga Rendah

12/2/2018 06:37
Kredit Mitra Jateng 25 Pelopor Bunga Rendah
(DOK HUMAS BANK JATENG)

PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah atau Bank Jateng menyelenggarakan Grebek Pantura Kredit Mitra Jateng 25 untuk membuka akses pembiayaan kepada pengusaha ultramikro, mikro, dan usaha kecil sebagai modal usaha. Program kredit usaha itu disalurkan dengan plafon sebesar Rp25 juta per nasabah dan bunga 7% per tahun.

"Kredit Mitra Kerja 25 yang diinisiasi Bank Jateng tahun lalu merupakan bentuk keberpihakan kita kepada pengusaha kecil. Harapannya bila kemampuan modal kurang, Bank Jateng turun ke lapangan dengan suku bunga rendah, yaitu dengan angka 7%," ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka acara yang diawali dengan jalan santai pagi di Taman Rakyat Slawi, Jawa Tengah, kemarin.

Program yang berjalan di tahun kedua itu telah merangkul sekitar 16 ribu nasabah secara nasional. Pemerintah provinsi menilai perkembangan program tersebut berada di jalur yang benar. Soalnya keberadaan akses pembiayaan seperti itu mampu menghindarkan masyarakat usaha kecil dari jeratan rentenir.

Sekadar informasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki saham sebesar 53,29% per April 2016 di Bank Jateng. "Ternyata usaha kecil dan mikro bila diberi pinjaman, pembayarannya lancar. Harapannya ini dapat mengurangi ketergantungan mereka pada akses permodalan yang menyulitkan. Mohon maaf, mereka, kalau sudah kepepet, biasanya meminjam ke rentenir. Sekarang dengan kemudahan yang diberikan Bank Jateng, mudah-mudahan mereka dapat mengembangkan usaha dengan mudah," papar Ganjar.

Alasannya program Kredit Mitra Jateng (KMJ) 25 tidak memerlukan jaminan agunan fisik, tidak dipungut biaya, serta nasabah memperoleh pelayanan edukasi masalah keuangan. Program itu diharapkan dapat mengena ke pelaku pasar usaha mikro dan ultramikro hingga UKM, termasuk usaha tani dan nelayan.

Pemerintah memang mendorong akses keuangan melalui penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 12% menjadi 9% dan sejak Januari didorong agar mencapai 7%. Sebenarnya daerah juga memiliki fasilitas pembiayaan dengan bunga rendah sebesar 8% melalui Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK).

"Hanya, ruang jangkauannya tidak bisa lebih dari BPD. Selain itu kapasitasnya kecil, rata-rata Rp5 juta. Tapi, KMJ 25 punya maksimum plafon Rp25 juta," kata Ganjar.

Jika pemerintah provinsi dapat mendongkrak pendanaan kalangan pengusaha kecil, Ganjar berharap pemerintah pusat nanti juga menyiapkan KUR yang direncanakan turun dari 9% ke 7%. "Maka program dari pusat, provinsi, kabupaten, termasuk dari bank-bank BUMN, kalau bisa kita keroyok, usaha kecil menengah, termasuk mikro, bisa berjalan dengan baik. Kalau kekuatan ini terjadi, impian Bung Karno untuk berdikari dalam ekonomi terwujud. Tinggal kita mendampingi mereka agar dari sisi keterampilan dan kualitas bisa dijaga," ulas Ganjar.

Inspirasi

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno yang didampingi Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah Hanawijaya menambahkan, KMJ 25 merupakan salah satu pameran atas Kredit Mitra Jateng. Total UKM yang mereka pamerkan sebanyak 43 stan. Semua berasal dari binaan Bank Jateng.

"Pinjaman ini tanpa jaminan dengan bunga 7% anuitas bukan flat, artinya efektif 7%. Ini merupakan bunga paling termurah seluruh Indonesia. Ini kebanggaan bagi kami menginspirasi perbankan lain, termasuk pemerintah, menurunkan suku bunga kredit menjadi 7% bagi usaha menengah kecil," tukas Supriyatno.

Perbedaannya terletak pada ukuran KUR. Pemerintah memberikan plafon sebesar Rp500 juta dan agunan harus ada meski tidak 100%. KMJ 25 dapat diberikan tanpa agunan apa pun.

Persamaannya kredit tersebut tidak perlu menunggu dua tahun untuk dapat dinikmati nasabah. Penyaluran KMJ 25, misalnya, bank bisa menjamin pencairannya hanya 1 minggu selama dokumen terbukti lengkap.

Dokumen terkait antara lain kartu tanda penduduk dan saat pengecekan lapangan, calon debitur tinggal di tempat sesuai dengan KTP. Bukti kegiatan usaha juga akan dicek. Kalau belum memiliki izin usaha formal, tapi sudah punya usaha, seperti memproduksi satu barang, seminggu setelah peninjauan bank, pinjaman dapat cair.

Karena itu, lanjut Hanawijaya, program tersebut menyasar UKM yang tidak memiliki cukup jaminan. Syarat bagi nasabah kredit antara lain berusia 25-60 tahun dan memiliki usaha berjalan 6 bulan.

Tidak meminjamkan modal cuma-cuma, Bank Jateng memberikan simulasi microbanking yang diadopsi dari bank daerah, yaitu Sparkasse Bank Jerman, dan diterapkan dalam kerja sama dengan mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Tujuannya agar pelaku usaha kecil dapat memahami secara baik perencanaan bisnis.

"Misalnya, mau bikin produksi, lokasinya harus dekat dengan bahan baku dan pasar. Bila ingin usaha berekspansi, harus disediakan kapasitas produksinya. Kalau mau mengejar kecocokan dengan kebutuhan pasar, harus dilihat kualitas barang. Nanti kami ajarkan. Sekarang sudah kami terapkan ke hampir 2.500 nasabah se-Jawa Tengah dari total tahun lalu sebanyak 16 ribu nasabah," ujar Hanawijaya.

Sebagai mitigasi terhadap kredit macet, Bank Jateng menempatkan risiko tersebut dalam harga jual. Karena harga jual KMJ 25 sebesar 7%, bank telah mengeluarkan biaya ekstra untuk mengatasi risiko dengan menggandeng perusahaan asuransi, seperti Askrindo dan Jamkrida.

Terkait dengan non-performing loan (NPL) KMJ 25, kini masih di kisaran 2,8% atau jauh di bawah ekspektasi perusahaan. NPL kredit keseluruhan perbankan konvensional Bank Jateng sepanjang 2017 tercatat 1,64% gross.

"Ini bukti bawah kami selektif. Kami ingin menjelaskan ke masyarakat kalau memang sulit memperoleh kredit, itu karena tidak terlihat bentuk usaha mereka. Sepanjang memenuhi syarat yang ditentukan, pasti akan mendapatkan KMJ25," cetus Hanawijaya.

Jumlah nasabah

Pada tahun ini Bank Jateng menargetkan jumlah nasabah yang sama, yaitu 16 ribu. Per kabupaten akan mendapat porsi senilai Rp10 miliar untuk mendongkrak angka kemiskinan. Bila dibagi plafon Rp25 juta, setidaknya akan ada 4.000 akun baru di setiap kabupaten/kota.

"Itu kami siapkan totalnya Rp350 miliar. Tahun ini jumlah nasabah yang ditargetkan masih sama mengingat ada extra cost untuk pendampingan dan asuransi sehingga kami ingin kredit ini sampai kepada para usaha pemula yang betul-betul tidak mampu. Bagi yang sudah mampu, kami tentu minta mereka mengambil kredit komersial dengan bunga 11%-12%," ucap Hanawijaya.

KMJ 25 mengambil porsi kredit 0,5% dari total portofolio keseluruhan kredit. Total kredit untuk sektor UMKM 2017 sebesar 22,58% atau setara Rp9,09 triliun dan kredit konsumer sebesar 68% atau setara Rp27,47 triliun dari total portofolio kredit 2017 yang sebesar Rp40,26 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank Jateng keseluruhan di 2017 tercatat tumbuh 17,39%. Secara terpisah, kredit konvensional tercatat tumbuh 15,47% dan kredit perbankan syariah mereka tumbuh 68,88%.

Sebelumnya, saat peresmian Kantor Bank Jateng cabang Yogyakarta pada Januari lalu, Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menjabarkan sepanjang tahun lalu, total aset Bank Jateng mencapai Rp61,45 triliun.

Aset itu tumbuh lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan total aset pada akhir 2013 yang sebesar Rp30,60 triliun dan naik 19% jika dibandingkan dengan 2016 yang sebesar Rp51 triliun. Jika dibandingkan dengan besaran aset hingga triwulan 1 pada akhir Maret 2017 sebesar Rp59,15 triliun, jumlah itu mengalami pertumbuhan sebanyak Rp230 miliar.

Laba usaha sebelum pajak Bank Jateng pada tahun lalu mencapai Rp1,65 triliun. Laba bersih perusahaan sebesar Rp1,22 triliun. Pencapaian ini baru pertama kali perusahaan menembus batas psikologis Rp1 triliun.

"Laba usaha tumbuh 22,65% year on year jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," pungkas Supriyatno ketika memberikan sambutan pada peresmian Kantor Bank Jateng cabang Yogyakarta di Hotel Alana Yogyakarta, Jumat (19/1), dikutip dari Medcom.co.id. (Try/S4-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik