Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BANK Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial (hunian) di pasar primer pada triwulan IV 2017 tumbuh meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Hal itu terlihat dari hasil survei harga properti residensial (SHPR) BI yang menyebutkan indeks harga properti residensial (IHPR) triwulan IV 2017 tumbuh 0,55% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan IHPR pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,50% (qtq).
Menurut survei BI tersebut, kenaikan harga rumah terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe menengah, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Bandar Lampung.
Peningkatan harga rumah terutama disebabkan kenaikan harga bahan ba-ngunan dan upah tenaga kerja. Kenaikan harga rumah diperkirakan berlanjut pada triwulan I 2018 sebesar 0,72% (qtq).
Di sisi lain, volume penjualan rumah pada triwulan IV 2017 juga tumbuh meningkat. Penjualan rumah tumbuh 3,05% (qtq), lebih tinggi ketimbang penjualan rumah di triwulan III 2017 yang tumbuh 2,58% (qtq).
"Perkembangan sektor properti residensial (hunian) tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung pada triwulan IV 2017," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman melalui keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, kemarin.
Agusman melanjutkan hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari dana nonperbankan. "Sebanyak 56,18% pengembang menggunakan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial," ucap Agusman.
Sementara itu, untuk pembiayaan pembelian properti residensial oleh konsumen terutama bersumber dari perbankan.
"Sebanyak 75,93% konsumen memanfaatkan KPR (kredit pemilikan rumah) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial," ungkap Agusman.
Properti bangkit
Sebelumnya, konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) menyampaikan kondisi terkini terkait industri properti di kawasan Jakarta dan sekitarnya mulai menunjukkan kebangkitan setelah relatif stagnan pada periode sebelumnya.
"Tingkat permintaan perkantoran yang meningkat pada kuartal IV mampu memberikan kesan bahwa industri properti mulai bangkit kembali," jelas Head of Research JLL Indonesia James Taylor dalam paparan properti melalui rilisnya.
Dia mengakui bahwa pada 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan untuk industri properti, khususnya pada sektor perkantoran, dengan banyaknya pasokan gedung perkantoran yang terbangun.
Sejumlah indikasi menunjukkan hal yang positif seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,1% (year on year/yoy) pada 2017, dengan pertumbuhan 5,2% pada kuartal IV, serta tingkat inflasi yang sesuai dengan target.
Adapun sektor lainnya seperti ritel cenderung stabil karena tidak ada pasokan baru. "Sektor pergudangan modern masih merupakan sektor yang cukup diminati baik oleh investor maupun penyedia jasa logistik dan pelaku e-commerce," pungkas James.
(E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved