Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Stok Beras Kritis

Andhika Prasetyo
04/2/2018 10:29
Stok Beras Kritis
(KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR)

SUDAH sebulan lebih, pasokan beras dari berbagai daerah ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, menurun terus.

Kini rata-rata pasokan beras yang masuk ke PIBC hanya 1.500 ton per hari. Jumlah itu jauh di bawah kondisi normal sekitar 2.500-3.000 ton.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum Koperasi PIBC, Zulkifli Rasyid, kepada Media Indonesia, kemarin.

"Stok beras di PIBC semakin mi nim, sedangkan pemerintah mengatakan sudah masuk musim panen raya. Namun, kenyataannya tidak. Pasokan turun. Setiap hari rata-rata hanya 1.500 ton," kata Zulkifli.

Menurut Zulkifli, kini stok beras di PIBC mencapai 23 ribu ton. Padahal, cadangan beras yang aman itu minimal 25 ribu ton. "Persediaan selama Februari ini terendah jika dibanding Februari dua tahun sebelumnya. Cadangan Februari 2017 mencapai 34 ribu ton dan Februari 2016 sebanyak 52 ribu ton." (Lihat grafik).

Kurangnya persediaan tersebut, lanjut Zulkifli, memicu kenaikan harga beras secara drastis yang melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang diatur pemerintah.

Zulkifli mengatakan harga beras medium kini rata-rata Rp10.500 per kg, sedangkan HET yang ditetapkan sebesar Rp9.450. "Panen raya, tetapi pasokan sedikit. Kalau stok berkurang, harga beras tidak akan bisa turun."

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang, Arief Prasetyo Adi, Kamis (1/2) menyatakan stok para pedagang beras di PIBC terhitung 24 ribu ton. "Stok tersebut langsung dilepas ke pasar lantaran perkiraan panen terjadi pada Februari hingga Maret mendatang."

Penggilingan berhenti
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi Sutarto Alimoeso mengatakan menipisnya stok beras di PIBC juga disebabkan menurunnya suplai gabah ke pabrik-pabrik penggilingan yang memproduksi beras.

"Saya cek ke penggilingan besar dan pemasok dari luar daerah. Mereka merugi bulan-bulan ini. Namun, demi menjaga pelanggan, mereka tetap memasok meskipun harga mahal," ujar Sutarto.

Selain banyak pabrik penggilingan berhenti berproduksi, menurut Sutarto, indikator ketahanan beras nasional dapat dilihat dari stok di gudang Bulog. Saat ini stok Bulog di bawah 700 ribu ton. "Dulu disepakati Bulog harus punya stok 1,5 juta ton."

Oleh karena itu, Sutarto meragukan klaim stok beras nasional dalam keadaan cukup apalagi lebih. Sebab pada Januari 2018, harga beras di tingkat penggilingan, eceran, dan grosir justru mengalami kenaikan.

Pada Januari, harga beras medium di tingkat penggilingan mencapai Rp10.177 per kg atau naik 6,83% dari Desember 2017 sebesar Rp9.526. Harga beras premium di penggilingan Januari 2018 sebesar Rp10.350 per kg, naik 4,96% dari Desember 2017 sebesar Rp9.860.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya berkeyakinan seluruh lahan persawahan yang panen selama Januari-Maret berpotensi menghasilkan beras sebanyak 750 ribu ton. "Untuk konsumsi masyarakat sekitar 140 ribu ton, masih ada surplus 610 ribu ton." (Media Indonesia, 31/1)

Wakil Kepala Bulog Subdrive Regional II Ciamis, Firmansyah, mengakui pihaknya hanya menyerap 300 ton gabah selama panen bulan lalu dari para petani di Kota Banjar dan Kabupaten Tasikmalaya.

"Kami berupaya menyerap gabah sesuai target 90.000 ton selama tiga bulan ke depan. Belum semua petani panen," ungkap Firmansyah.

Ketua Paguyuban Gapoktan Kota Tasikmalaya, Yuyun Suyud, menambahkan tidak sedikit petani menyimpan gabah hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari mereka. "Kalau mereka menjual, harganya berkisar Rp12.500 sampai Rp13.000 per kg." (Gan/AD/LD/Ant/X-3)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya