Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Jumlah Kunjungan Wisman Terus Meningkat

Tes/E-2
02/2/2018 05:11
Jumlah Kunjungan Wisman Terus Meningkat
(ANTARA FOTO/Wira Suryantala)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama 2017 mencapai 14,04 juta atau naik 21,88 % jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 11,52 juta.

Namun, menurut Kepala BPS Suhariyanto, pencapaian tersebut belum cukup untuk memenuhi target yang dicanangkan pemerintah yakni sebesar 15 juta orang.

Salah satu penyebabnya, kata dia, ialah erupsi Gunung Agung pada November 2018 lalu.

"Jumlah wisman Desember 2017 di Bali 307.300 orang, turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Penurunan itu, kata dia, terlihat dari turunnya jumlah kunjungan turis asing di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, sebesar 29,83%.

Padahal, pada Desember 2016 lalu jumlah kunjungan wisman di Bandara Ngurah Rai mencapai 438 ribu kunjungan.

Meski demikian, berdasarkan catatan BPS, jumlah kunjungan turis asing terus meningkat.

Pada 2014, misalnya, ada 9,43 juta kunjungan pelancong asing, lalu naik menjadi 10,23 juta kunjungan di 2015, dan pada 2016 tercatat sebanyak 11,52 juta kunjungan.

"Peningkatan cukup baik, terus naik dari tahun ke tahun. Harus ada berbagai terobos-an yang dilakukan pemerintah supaya lebih banyak wisman yang datang ke Indonesia," kata pria yang akrab disapa Kecuk itu.

Meningkatnya jumlah wisman berkorelasi dengan melonjaknya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Indonesia.

Berdasarkan data BPS, pada Desember 2017 TPK ini mencapai rata-rata 59,53% atau naik 3,03 poin jika dibandingkan dengan di periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 56,50%.

Terkait dengan sektor pariwisata, pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berencana menarik investor untuk menanamkan modal di proyek Bali Baru, yakni di Danau Toba di Sumatra Utara, Belitung, Mandalika, Lombok di NTB, Pulau Komodo di NTT, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, serta Morotai di Maluku Utara.

"Untuk bangun pabrik mungkin butuh waktu 3-5 tahun, tapi bangun hotel atau resor cukup 1-2 tahun dan bisa serap tenaga kerja yang banyak karena pariwisata merupakan proyek padat karya dan banyak menghasilkan devisa," jelas Kepala BKPM Thomas Lembong, Selasa (30/1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya