Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Mentan Optimistis Harga Beras bakal Stabil

Andhika Prasetyo [email protected]
25/1/2018 02:45
Mentan Optimistis Harga Beras bakal Stabil
(ANTARA FOTO/Aji Styawan)

MENTERI Pertanian Amran Sulaiman optimistis harga beras di Tanah Air akan stabil meskipun ada panen tanaman seluas sekitar 2 juta hektare selama 1 bulan 7 hari. “Saya optimistis harga gabah dan beras akan stabil sampai musim gadu (musim tanam saat kemarau),” kata dia seusai panen raya tanaman padi di lahan banjir luapan Bengawan Solo di Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu Amran didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Pangdam V/ Brawijaya Mayjen Kustanto Widiatmoko, Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, dan Bupati Bojonegoro Suyoto.

Meski harga beras pada pertengahan Januari sempat menurun, menurut Mentan, harga akan kembali stabil dan tidak terpengaruh panen raya tanaman padi. Ia juga memberikan contoh panen raya tanaman padi sekarang berlangsung di Bojonegoro dengan luas sekitar 1.833 hektare di lahan banjir luapan Bengawan Solo. Bahkan, lanjut dia, sesuai laporan Bupati Bojonegoro Suyoto, panen tanaman padi di lahan banjir luapan Bengawan Solo akan meluas menjadi 8.227 hektare. Sesuai data, pada Februari cakupan panen menjadi 35.779 hektare, Maret seluas 25.694 hektare, dan April sebesar 3.527 hektare. Oleh karena itu, lanjut Amran, tugas bersama yang harus dilakukan ialah mendorong hasil panen tanaman padi secara merata di Tanah Air bisa dibeli Bulog.

Harapan senada dilontarkan Gubernur Soekarwo. Dia menilai rendahnya serapan hasil panen oleh Bulog kerap menjadi masalah. Pada tahun lalu, dari target 950 ribu ton yang harus diserap di Jawa Timur, hanya 580 ribu ton yang terealisasi. “Jadi beras itu banyak di petani, tapi tidak bisa menjadi bufferstock karena rice miling unit-nya ada di perkotaan. Itu yang jadi persoalan,” tuturnya. Selain itu, dia mengeluhkan rendahnya harga pembelian pemerintah (HPP) oleh Bulog terhadap gabah petani. Ia khawatir hal itu bisa menjadi satu permasalahan di tengah musim panen raya yang baru saja tiba.

“Kita sudah panen. Sekarang problemnya HPP terlalu rendah. Saat ini HPP gabah kering panen (GKP) Rp3.700 per kilogram (kg), padahal pasarannya Rp4.500 per kg,” ujar Sukarwo. Ia mengatakan, dengan harga sedemikian rendah, ditakutkan petani tak bisa merasakan keuntungan lebih dan tak dapat menikmati periode panen raya. Dalam menanggai keluhan Gubernur Jatim, Menteri Pertanian menyatakan sedianya HPP sudah mengalami kenaikan atau dikenal dengan istilah fleksibilitas sebesar 10%. Di luar itu, mulai tahun ini, lanjutnya, Bulog juga bisa membeli di luar HPP dengan harga komersial. Dengan demikian, katanya, petani tidak perlu khawatir.

Pada Januari diperkirakan produksi gabah di Jatim mencapai 285 ribu ton, ditambah stok di gudang Bulog setempat 168 ribu ton sehingga total 453 ribu ton. Jumlah itu sudah lebih besar daripada kebutuhan provinsi per bulan yang hanya 297 ribu ton. “Tetapi bagaimanapun, sebagai sentra, kami punya kewajiban untuk mengisi 15 provinsi lain. Prediksi di Februari ada tambaham produksi 665 ribu ton,” tuturnya. Ketua KPPU Syarkawi Rauf menyatakan akan mengawasi produksi tanaman padi dari produsen sampai ke konsumen agar tidak terjadi penyimpang-an di lapangan, misalnya terkait dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. TNI melalui Babinsa juga akan mengawal gabah petani mulai dari sawah sampai bisa diserap Bulog. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya