Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

IKM Butuh Dukungan Jaringan Internet

Ghani Nurcahyadi
22/1/2018 10:30
IKM Butuh Dukungan Jaringan Internet
(ANTARA /WAHYU PUTRO A)

PLATFORM perdagangan elektronik mempermudah banyak orang untuk meraih rezeki di pasar digital.

Tidak terkecuali bisnis industri kecil dan menengah yang punya kontribusi besar terhadap produk domestik bruto dapat terdongkrak lewat e-commerce.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengungkapkan pemerintah terus mendorong pelaku IKM untuk membuka penjualan daring melalui program E-smart IKM.

Saat ini sudah terdapat 11 sentra yang mengikuti program tersebut dari target 50 sentra IKM.

Belum seluruh target membangun sentra IKM berbasis daring tersebut terpenuhi bukan semata-mata karena anggaran minim di Kemenperin. Justru persoalan utamanya ialah jaringan internet yang ternyata belum bisa menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

"Kami sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk program E-smart IKM, tapi memang Kemenkominfo hanya sanggup untuk 11 sentra dulu dari segi infrastruktur jaringan. Saya berharap pada 2019 sudah dapat tercapai," tutur Gati dalam peluncuran Road Show Kampus Shopee di Jakarta, Selasa (16/1).

Pada tahun ini, lokakarya terkait juga terus dilakukan Kemenperin terhadap IKM yang bergerak di sembilan komoditas unggulan: kosmetik, fesyen, makanan, minuman, kerajinan, mebel, perhiasan, herbal, dan produk logam. Kemenperin menargetkan lebih dari 4.000 IKM mengikuti lokakarya tersebut.

Soal infrastruktur jaringan internet, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Perekonomian Mira Tayyiba berharap hal tersebut segera terpecahkan saat proyek Palapa Ring selesai pada tahun depan.

Proyek tersebut merupakan penggelaran serat optik ke seluruh Indonesia.

Belum signifikan

Sambil menunggu kendala infrastruktur jaringan dihilangkan, Kemenko Perekonomian bersama Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Perdagangan Elektronik Indonesia (Idea) kini memetakan potensi e-commerce dalam menampung IKM untuk memperoleh data pasti.

"Kami juga terus mengkaji kebijakan yang perlu diambil terkait e-commerce setelah peta jalan perdagangan elektronik diluncurkan beberapa waktu lalu. Tujuannya usaha mikro, kecil, dan menengah dapat memanfaatkan potensi e-commerce. Saat ini, jumlah UMKM sangat banyak, tapi yang ikut e-commerce belum signifikan," kata Mira.

Di sisi lain, pelaku e-commerce melakukan edukasi bagi penjual yang tergabung di platformnya.

Salah satunya lewat Road Show Kampus Shopee untuk ketiga kali.

Sebanyak 30 kota akan disambangi platform asal 'Negeri Singa' itu pada 2018.

"Tahun lalu Kampus Shopee diikuti 30 ribu pengusaha lokal dari 13 kota," ucap Monica Vionna, Manajer Pemasaran Shopee Indonesia.

Selain E-smart IKM, Kemenperin memiliki program Santriprenuer. Program tersebut untuk pemberdayaan para santri sehingga menumbuhkan wirausaha industri baru serta pengembangan IKM.

Kemenperin menargetkan 18 pondok pesantren yang akan menjadi percontohan dalam program itu pada tahun anjing tanah ini.

Pondok pesantren tersebut meliputi 8 di Jawa Barat, 5 di Jawa Tengah, dan 5 di Jawa Timur.

Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka, dan Kerajinan Ratna Utarianingrum melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, kemarin, mengatakan pihaknya mendorong lingkungan pondok pesantren memanfaatkan perkembangan teknologi digital, salah satunya teknologi finansial.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun mengajak kepada para santri untuk menjadi wirausaha industri, terutama di sektor digital. (Ant/S-4)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya