Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
TAHUN ini, pemerintah menargetkan 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial berupa beras sejahtera (rastra) yang saat ini dikonversi menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT) yang diberikan melalui kartu dengan isian saldo.
Pada tahap pertama Januari, akan ada 1,2 juta keluarga yang mendapatkan bantuan tersebut. Namun, dari jumlah itu pemerintah masih akan memverifikasi sebanyak 100 ribu KPM. “Yang 1,1 juta sudah valid. Yang kurang ada 100 ribu, masih kita verifikasi karena ada yang pindah, meninggal dunia, dan berdasarkan verifikasi dinilai tidak perlu menerima bansos maupun BPNT,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani seusai rapat terbatas menteri (RTM) pelaksanaan bansos pangan di Kantor Kemenko Bidang PMK, di Jakarta, Selasa (16/1).
Puan menambahkan, BPNT merupakan transisi dari bansos rastra (bantuan sosial berupa beras sejahtera). Akan tetapi, pelaksanaannya bertahap sehingga bansos rastra tetap diberikan kepada mereka yang belum menerima BPNT. Ia menyebut 1,2 juta KPM penerima BPNT tersebar di 44 kota. “BPNT dalam masa transisi akan menjadi 10 juta (penerima), tapi bertahap, tidak langsung. Jadi, memang sesuai kesiapan di lapangan, infrastruktur, dan data yang ada penambahan,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penerima BPNT pada Februari direncanakan bertambah sekitar 2,6 juta keluarga sehingga total menjadi 3,8 juta hingga 3,9 juta penerima. Namun, sebelum penambahan, pemerintah akan mengevaluasi setelah pemberian tahap pertama pada 25 Januari mendatang. “Syaratnya setelah 1,2 juta beres, artinya benar-benar keluarga yang berhak dapat rekeningnya (BPNT), kartunya. Kalau belum beres, jangan ditambah dulu,” jelasnya.
Darmin mengatakan keluarga penerima bantuan nontunai itu nantinya akan mendapatkan kartu dan rekening yang berisi saldo Rp110 ribu per bulan. Pengalihan anggaran subsidi rastra menjadi BPNT merupakan keputusan strategis pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial di bidang pangan secara lebih komprehensif mengingat keluarga penerima manfaat dapat mengonversikan bantuan pangan dalam bentuk beras, telur, minyak goreng, dan gula. Hal itu berbeda dengan penerima rastra yang hanya menerima beras.
“Nanti setiap dua bulan akan ada tambahan sampai akhir tahun mungkin 10 juta (KPM),” ungkapnya.
Kendala lapangan
Dirjen Fakir Miskin Kemensos Andi Dulung mengakui efektivitas penyaluran BPNT pada 2017 kepada 1,2 juta penerima baru 90,4%. Itu berbeda dengan rastra yang mencapai 99%. Kurang efektifnya penyaluran BPNT tersebut disebabkan permasalahan di lapangan. “Misalnya orangnya sudah pindah,” ucapnya.
Karena itu, evaluasi diperlukan sebelum menambah jumlah penerima bantuan itu. Diketahui berdasarkan rencana pemerintah, sebanyak 15,5 juta penduduk miskin penerima rastra secara bertahap akan dialihkan ke BPNT pada 2018. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved