Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pasokan Beras Stabil, Inflasi Terjaga

Cahya Mulyana
15/1/2018 10:07
Pasokan Beras Stabil, Inflasi Terjaga
(Sumber: Kementerian Perdagangan/L-1/Grafis: Tim MI)

PEMERINTAH diminta memperbaiki tata ke lola beras, termasuk melakukan impor untuk menjaga pasokan dan menekan inflasi. Terlebih ketika harga komoditas itu mulai meroket dan terjadi kelangkaan di beberapa daerah.

Hal itu dikemukakan Direktur Program Institute for Development of Economics and Financial (Indef) Berly Martawardaya kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

“Pemerintah perlu membuka keran impor beras dalam jangka pendek atau kurang dari enam bulan untuk menekan harga. Kemudian untuk jangka menengah sekitar enam bulan sampai dua tahun ke depan pemerintah harus memperbaiki data dan meningkatkan produktivitas petani,” kata Berly.

Menurut Berly, langkah tersebut dapat mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan beras di masyarakat. Pasalnya, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi beras terhadap inflasi pada Desember 2017 ialah 0,46% dari total inflasi 0,71%. Adapun terhadap inflasi selama tahun lalu yang sebesar 3,61%, kontribusi beras mencapai 0,16%.

“Apabila harga beras dibiarkan naik, penduduk menengah ke bawah mengalami kesulitan. Ini juga bisa meningkatkan jumlah penduduk miskin dan rawan pangan,” ujar Berly.

Dalam jangka panjang, ­untuk menjaga pasokan beras, lanjut Berly, pemerintah disarankan mendorong produktivitas lumbung padi. “Kalau serius, perlu meningkatkan produktivitas petani dan lahan persawahan dalam waktu 3-5 tahun. Puluhan juta orang dan lahan terlibat, enggak bisa instan. Tetapi yang penting Kementan perlu memperbaiki akurasi perhitungan, baru bisa menganalisis kondisi per kabupaten dan langkah perbaikannya.”

Ketua MPR Zulkifli Hasan pun mengharapkan pemerintah mengoptimalisasikan stok Bulog untuk menekan harga. “Saya tadi di Pasar Gede, Solo, sempat ngobrol dengan pedagang. Ternyata di sana harga beras naik sekitar Rp2.000-2.500 per kilogram.”

Oleh karena itu, Zulkifli berharap stok Bulog dihabiskan dalam operasi pasar untuk menurunkan harga beras. “Kasihan masyarakat kalau harga beras naik.”

Soal impor beras, Zulkifli meminta pemerintah berhati-hati melakukannya mengingat pada Februari sudah masuk panen raya. “Kalau mau (impor), taruh di luar negeri karena jika masuk bersamaan panen, harga bisa hancur.”

Ali, pedagang di Pasar Legi, Solo, menyatakan harga beras premium naik menjadi Rp11.500-Rp13.000/kg dari kisaran Rp11.000/kg, sedangkan beras medium kini harganya mencapai Rp10.000-11.000/kg.

Saat menanggapi hal itu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM ­Pertanian, Kementan Siti Munifah mengatakan pihaknya mengimbau petani tidak terombang-am bing dengan kebijakan impor.

“Kita bersyukur setiap saat ada panen dan setiap saat juga menanam,” ungkap Munifah di Desa Tinggarjaya, Banyumas, kemarin.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Andriko Noto Susanto mengakui serangan hama wereng batang cokelat (WBC) mencapai 0,4% dari total ta-naman padi. Pihaknya berharap varietas inpari 33 dapat menjadi rekomendasi untuk daerah-daerah endemis WBC tersebut. (FD/LD/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya