Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Efek Rebalancing MSCI Bersifat Temporer

Try/E-1
03/12/2017 23:31
Efek Rebalancing MSCI Bersifat Temporer
(MI/Ramdani)

TERKOREKSINYA indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 109,229 basis poin atau 1,80% menjadi 5.952,138 terjadi karena ada rebalancing portofolio oleh para fund managers mengikuti perubahan yang ada pada indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

MSCI diketahui kembali melakukan perubahan komposisi portofolio dan pembobotan pada saham yang masuk daftar MSCI dan mulai berlaku pada 30 November lalu.

Setiap November dan Mei, indeks MSCI dijadikan acuan bagi para investor asing untuk menyusun ulang investasi mereka mengikuti perubahan komposisi MSCI.

Analis Reliance Securities mengatakan rebalancing yang dilakukan pada akhir November lalu seharusnya tidak perlu dikhawatirkan.

"Hari Senin (4/12) atau pada hari pertama perdagangan Desember seharusnya juga sudah mulai aksi beli kembali," ujarnya saat dihubungi, akhir pekan lalu.

Berdasarkan data per 31 Oktober 2017, kinerja MSCI Indonesia hanya bertumbuh 14,86%, sedangkan indeks MSCI emerging market lainnya mencapai 32,26%.

Dari data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan indeks MSCI Indonesia lebih rendah ketimbang emerging markets lainnya.

Karena itu, wajar para fund managers mengurangi portofolio mereka di Indonesia.

Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana Putra, juga yakin harga-harga yang sempat terkoreksi akan kembali ke harga wajar seiring dengan aksi beli pada Desember.

"MSCI itu indeks acuan. Kalau di Indonesia, mirip LQ45," ujarnya.

Saham BTN naik

Saham Bank Tabungan Negara yang dimasukkan ke indeks MSCI emerging market malah memperoleh sentimen positif.

Saham berkode BBTN itu naik 40 poin dari penutup-an sebelumnya di 3.190.

Prospek perekomian Indo-nesia yang masih cerah diyakini akan menjadi faktor pendorong para investor melakukan pembelian kembali saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Apalagi kinerja dari para emiten di BEI juga terus menunjukkan perbaikan.

Jumlah laba yang dicetak pun terus bertumbuh jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Selain itu, pada akhir tahun para emiten dan fund managers cenderung melakukan window dressing agar kinerja saham mereka terlihat lebih baik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya