Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Korea Minati Investasi Pesawat R80

Jessica Sihite
24/11/2017 17:49
Korea Minati Investasi Pesawat R80
(Replika Pesawat R80---ANTARA)

PESAWAT R80 ciptaan Presiden RI ke-3 BJ Habibie mendapat respons positif dari investor. Perusahaan asal Korea Selatan, D-Raon Engineering Co Ltd akan berinvestasi untuk pembuatan pesawat perintis tersebut.

Chairman D-Raon Engineering, CS Lee, mengatakan pihaknya sangat tertarik dengan proyek pesawat R80. Menurutnya, desain dan tipe pesawat R80 sangat cocok untuk wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan.

"Kami sangat tertarik dengan modelnya dan sangat cocok dengan Indonesia. Pasar yang besar di Indonesia juga menjadi alasan ketertarikan investasi di proyek R80," papar Lee seusai penandatangan nota kesepahaman (MoU) investasi R80 di Jakarta, Jumat (24/11).

Namun, komitmen investasi D-Raon masih belum bisa disebutkannya. Sebab, perusahaan asal Negeri Gingseng tersebut masih akan melakukan uji tuntas (due diligence) selama tiga bulan ke depan.

"Kami masih akan pelajari dulu untuk maju ke tahap berikutnya. Butuh dua tahap lagi untuk sampai penentuan nilai investasi," ucap Lee.

Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho menyebut beberapa investor asing lain juga sudah berminat untuk masuk dalam pembiayaan R80. Di antaranya investor dari Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek pesawat R80 sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp21,6 triliun (kurs Rp13.500). Dana tersebut untuk mendetailkan rancangan dan membuat kerangka pesawat sebanyak 450 unit dalam 6 tahun ke depan. Targetnya, pesawat milik Indonesia tersebut akan terbang perdana pada 2022.

Proyek R80 masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional. Pembiayaan R80 sebesar 55% berasal dari dalam negeri, antara lain melalui pembiayaan investasi nonanggaran (PINA), swasta nasional, crowd funding, dan vendor. Sementara itu, 15% pembiayaan berasal dari ASEAN dan 30% dari mitra strategis.

"Seluruh biaya sudah termasuk sertifikasi nasional dan internasional. Kita butuh sertifikasi nasional untuk menjual di dalam negeri dan internasional untuk ke luar negeri. Salah satu bentuk timbal balik ke investor bisa dengan menjual ke luar negeri," ujar Agung.

Hingga saat ini, sudah ada empat maskapai lokal yang akan membeli pesawat perintis R80 dengan total 155 unit. Nam Air sudah memesan 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit, dan Aviastar 10 unit.

CEO PINA Ekoputro Adijayanto menegaskan proyek R80 tidak akan menggunakan dana APBN. Karena itu, pihaknya akan terus menjajaki investor dalam dan luar negeri untuk masuk. Hingga saat ini, pendanaan dari crowd funding mencapai Rp6 miliar.

"Crowd funding ini bentuknya donasi, bukan investasi. Kami akan terus dorong produk Indonesia ini mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia," paparnya. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik