Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PEMERINTAH terus mewaspadai faktor dalam dan luar negeri yang mampu membuat disrupsi terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia.
"Ada dua faktor yang sangat berbeda treknya jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yaitu investasi dan ekspor. Investasi tumbuh 7,1%, sedangkan ekspor tumbuh 17,3% di kuartal III 2017 dan impor 15,1%," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Seminar Political Economy Outlook 2018 di Jakarta, kemarin.
Ditambahkannya, Indonesia juga sudah mendapat investment grade dari tiga lembaga pemeringkat rating.
Kemudian posisi global competitivenes index RI naik dari posisi 41 ke 36.
Posisi ease of doing business juga membaik menjadi 70-an dari sebelumnya 124.
Namun, kata Menkeu, ada faktor yang perlu diwaspadai, misalnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara karena akan memenga-ruhi Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Asia.
Menkeu juga memperhatikan kenaikan suku bunga negara maju seperti The Fed AS. Dinamika ekonomi di Tiongkok yang dalam pola penyeimbangan kembali juga akan dipantau.
"Kami pun melihat terjadinya perubahan iklim yang turut memengaruhi pola keamanan pangan, energi, dan air," tutur Menkeu.
Dari dalam negeri, 171 pemerintah daerah akan melaksanakan pilkada di 2018, termasuk di mesin perekonomian Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
"Harapannya siklus politik ini membuat kita lebih berpikir dari sisi positif," imbaunya.
Dia menyebutkan pemerintah di tahun depan berasumsi di APBN dengan target 5,4%.
"Apabila konsumsi tetap tumbuh 5% dan investasi bertahan, kita optimistis bisa tercapai," tegas Menkeu.
Ekonom Indef, Faisal Basri, memprediksi akan ada sedikit krisis di akhir 2017 karena realisasi pajak RI baru 60% dari target Rp1.472,7 triliun.
Menurut Faisal, Indonesia perlu memperluas porsi sektor keuangan dalam mendorong ekonomi. Harapannya, lebih banyak kredit disalurkan untuk mendorong dunia usaha.
"Tugas kita kini memperbesar sektor keuangan karena sektor keuangan itu ibarat jantung yang memompa darah dan mengalirkan kembali lewat kredit," ujarnya di acara yang sama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved