Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Sektor Transportasi dan Industri Kecil Kurang Sadar K3

Cahya Mulyana
16/11/2017 13:44
Sektor Transportasi dan Industri Kecil Kurang Sadar K3
(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

MANAJEMEN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk menciptakan rasa nyaman, aman, meningkatkan, daya saing dan keberhasilan perusahaan. Sayangnya, manajemen tersebut kerap diabaikan terutama disektor transportasi dan industri kecil.

"Kontek keselamatan kerja merupakan yang sangat penting. Banyak kondisi yang buruk akibat rendahnya kesadaran atas keselamatan dan keamanan kerja. Contoh kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, kecelakaan lalu lintas dan kemudian lift jatuh di beberapa tempat," terang Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya di Jakarta, Kamis (16/11).

Ia menjelaskan banyak sektor usaha atau organisasi yang mengaku sadar terhadap keselamatan kerja namun tidak dibarengi dengan implementasi. Akibatnnya kecelakaan kerap terjadi akibat tidak memiliki manajemen khusus yang terstandarisasi.

Sementara itu, organisasi atau perusahaan yang rentan terjadi kecelakaan berada di sektor industri kecil dan transportasi. Ditambah lagi tingkat kesadaraan akan manajemen K3 sangat rendah.

"Transportasi dan kndustri terutama menengah kebawah kurang menyadari pentingnya keselamatan kerja. Seperti contoh kecelakaan kendaraan kan tidak murni karena kondisi di jalan tapi ada dampak dari pelanggaran standarisasi keselamatan dan kendaraan laik jalan," paparnya.

Oleh sebab itu, Bambang menjelaskan sebagai lembaga yang berkecimpung dalam standarisasi nasional terus berupaya meningkatkan kesadaran K3. Pasalnya kecelakaan kerja sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi.

"Kita harus sosialisasikan terus supaya tingkat keselamatan kerja bisa terus meningkat dan angka kecelakaan bisa menyusut secara signifikan. Termasuk nantinya akan ada ISO 45001 yang lebih terintegrasi," katanya.

Upaya itu tidak lain untuk meningkatkan keselamatan, daya saing dan produktivitas industri nasional. Sebab kecelakaan kerja dapat merugikan karyawan dan menghancurkan citra perusahaan yang sudah lama dibangun.

Tidak hanya itu, perusahaa juga bisa terhambat produktifitasnnya selain mendapatkan kerugian materil.

"Atau secara umum perusahaan bisa rugi dari sisi branding dan cost," tegasnya

Sayangnya, kata dia, kerugian tersebut baru disadari setelah terjadinya kecelakaan. Padahal banyak cara untuk mengantisipasi hal tersebut seperti menerapkan manajemen K3 dan ke depan dengan menjalakan standarisasi ISO 45001.

Jadi pihaknya akan meningkatkan kesiapan mengahdapi ISO 450001 karena nantinya permintaan dari stakeholder membludak. Apalagi perusahaan internasional yang biasanya langsung meminta kepada BSN untuk mendapatkan sertifikat.

"Pentingnya sertifikasi itu untuk memastikan kegiatan usaha berjalan sesuai prosedur, di sini tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dengan adanya standarisasi melalui sertifikat ISO 45001 pemiliknya akan selalui diawasi dan sewaktu-waktu bisa dicabut ketika terbukti melakukan pelanggaran," tegasnya.

Pada kesempatan sama, Direktur PT Sinergi Solution Indonesia, Fahmi Munsah mengatakan standarisasi keselamatan dan kesehatan kerja dunia segera meluncur yaitu ISO 45001. Pada dasarnya standar internasional tersebut lebih menyempurnakan aturan keselamatan dan kesehatan kerja termasuk aturan yang sudah berlaku secara nasional dan OHSAS 18001.

Kelebihan lain memiliki penulisan standar yang diatur ISO sehingga lebih mudah diintegrasikan pada manajemen mutu dan lingkungan. Kemudian persiapan standarisasi itu lebih mengarah pada pihak perusahaan dengan terlebih dulu memahami isi ISO 45001 dan mempersiapkan kesenjangan dengan standar yang lama.

"Misalnya pemahaman dalam konteks organisasi. Konteks ini tidak secara eksplisit dijelaskan dalam standarisasi K3 sebelumnya sebab mementingkan keselamatan karyawan secara individu. Namu dalam aturan baru tersebut hal itu juga terkitat dengan lingkungan luar perusahaan dan potensi lain yang bisa mempengaruhi tujuan perusahaan dalam penerapan manajemen K3 yaitu meningkstkan keselamatan, daya saing dan keberhasilan perusahaan," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya