Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BEBERAPA emiten telah memublikasikan laporan kinerja keuangan mereka pada kuartal III dengan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut diharapkan dapat menopang laju indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai akhir tahun yang ditargetkan mencapai level 6.000.
“Hasil pelaporan kinerja keuangan emiten pada Q3 2017 yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan secara positif diharapkan mampu memberikan katalis positif terhadap pertumbuhan IHSG,” ujar analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama, saat dihubungi, Selasa (17/10).
Sebagaimana diketahui, IHSG sempat menyentuh level tertingginya di Rp5.951,47 pada awal minggu Oktober. Meski memasuki pekan kedua Oktober sempat drop hingga Rp5.882,78, di pekan ketiga Oktober kembali terdongkrak hingga level Rp5.949,70. Hal ini juga seiring dengan mulai masuknya laporan kinerja keuangan emiten kuartal III. “Target pertama IHSG untuk tahun ini ialah 6.000. Apabila hal tersebut tercapai dan terus bertahan di atas level 6.000 tersebut, target berikutnya di level 6.085 diharapkan akan tercapai juga,” ujarnya.
Selain itu, penetapan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate (7DRRR) oleh BI juga diharapkan mampu memberikan capital inflow dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan IHSG. Total capital outflow hingga saat ini mencapai Rp15 triliun.
“Membaiknya kinerja keuangan emiten tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menjaga stabilitas fundamental makroekonomi dalam negeri yang inklusif dan berkesinambungan. Hal ini juga memengaruhi keputusan BI yang diproyeksikan akan mempertahankan 7DRRR di level 4,25%,” Bertahannya suku bunga acuan Bank Indonesia terjadi karena sudah dua kali BI menurunkan tingkat suku bunga acuan berturut-turut pada Agustus dan September lalu. Karena itu, untuk bulan ini BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Terlebih selain karena tren inflasi akhir tahun yang cenderung naik, ada referendum Catalonia di Spanyol, konflik di Semenanjung Korea, dan dinamika proses perundingan Brexit yang masih berlangsung, yang memengaruhi ekonomi di negara-negara Asia.
“Apalagi tren inflasi untuk akhir tahun diproyeksikan akan meningkat karena menjelang akhir tahun tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat. Selain itu, faktor The Fed funds rate maupun faktor geopolitik juga menjadi pertambangan dari keputusan BI tersebut,” tukas Nafan. IHSG kemarin ditutup turun tipis sebesar 2,37 poin di tengah penantian investor terhadap kebijakan suku bunga acuan BI.
Emisi obligasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang atau obligasi sejak awal tahun hingga Oktober 2017 ini mencapai Rp115,03 triliun. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI, Goklas Tambunan, mengemukakan bahwa jumlah itu bertambah seiring dengan pencatatan obligasi subordinasi berkelanjutan I Bank UOB Indonesia tahap II 2017 dengan nilai nominal Rp500 miliar.
“Obligasi Bank UOB Indonesia itu memiliki tingkat suku bunga 9,25% dan jangka waktu tujuh tahun,” paparnya. Hasil pemeringkatan untuk obligasi itu ialah AA (idn) (double A) dari PT Fitch Ratings Indonesia dab wali amanat ialah Bank Mandiri Tbk. (Ant/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved