Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Neraca Perdagangan Membaik

Jessica Sihite
17/10/2017 02:01
Neraca Perdagangan Membaik
(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

UPAYA pemerintah membuka pasar baru untuk ekspor produk dalam negeri mulai terlihat hasilnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada kenaikan ekspor ke negara-negara nontradisional seperti Turki, Arab Saudi, Mesir, dan Pakistan pada September 2017 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kepala BPS Suhariyanto menyebut ekspor nonmigas ke Turki naik 17,22% pada September 2017 ketimbang bulan yang sama tahun lalu.

Barang yang diekspor antara lain produk kimia, minyak hewan dan nabati, serta karet dan produk karet. Selain Turki, ekspor nonmigas ke Mesir juga naik 44,83% ketimbang tahun lalu. Produknya antara lain minyak hewani dan nabati, kopi, teh, serta kertas. "Total ekspor memang masih kecil, tapi ada pergerakan dari tahun lalu," ucap Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/10). Menurut pria yang akrab disapa Kecuk itu, peningkatan ekspor ke negara-negara Timur Tengah tersebut menunjukkan bahwa keinginan Presiden Joko Widodo yang ingin membuka pasar nontradisional, selain Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang, sudah membuahkan hasil.

Dia menyarankan pemerintah untuk terus meningkatkan pasar ekspor ke berbagai negara.
Sejauh ini, tujuan ekspor nonmigas masih ke Tiongkok, disusul Amerika Serikat dan Jepan (lihat grafik). "Kalau pasar lebih luas, tentu saja ketergantungan kita ke negara tertentu bisa dikurangi.

Pemerintah perlu terus memahami kebutuhan negara-negara nontradisional supaya lebih luas lagi," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Suhariyanto menjelaskan kinerja perdagangan Indonesia sepanjang September 2017 mengalami surplus sebesar US$1,76 miliar. Hal itu karena adanya selisih antara ekspor yang mencapai US$14,54 miliar dan impor US$12,78 miliar. "Surplus ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan lalu yang sebesar US$1,71 miliar," ujarnya.

Diplomasi dagang
Ketika dimintai tanggapan soal pemaparan BPS itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan pemerintah perlu terus membantu dunia usaha untuk memperluas akses pasar ekspor. Diplomasi dagang dengan negara-negara nontradisional diharapkan bisa dilakukan guna meningkatkan peluang ekspor.

"Perlu diplomasi dagang yang kompetitif dengan hubungan bilateral agar kita mendapatkan akses ke negara-negara tersebut," ucap Benny, Senin (16/10). Menurutnya, negara yang perlu disasar untuk pangsa ekspor Indonesia antara lain Afrika Selatan, Nigeria, Mozambik, dan negara-negara Amerika Latin. "Dengan punya akses pasar yang lebih luas, investasi dalam negeri juga akan meningkat seiring penambahan produksi barang-barang manufaktur," tukasnya.

Hal serupa diutarakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Menurut Darmin, upaya membuka pasar ekspor ke negara nontradisional sudah dimulai sejak tahun lalu. Pemerintah menyasar negara-negara dengan jumlah penduduk cukup besar dan pertumbuhan ekonomi yang membaik. "Kita tidak pakai target, yang penting berusaha sekeras mungkin. Lima tahun lalu, India bukan yang utama, tapi sekarang mereka termasuk negara utama ekspor kita," ujar Darmin. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya