Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Dunia Waspadai Kejahatan Siber

Windy Dyah Indriantari dari Washington DC,AS
17/10/2017 01:45
Dunia Waspadai Kejahatan Siber
(AFP PHOTO / SAUL LOEB)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kejahatan dunia siber di sektor keuangan yang menjadi salah satu diskusi serius dalam pertemuan G-20. "Cyber crime ini menjadi pembahasan serius karena sektor keuangan di setiap negara sering menjadi target kejahatan ini," ujar Sri Mulyani yang menghadiri pertemuan G-20 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia (IMF-WB) di Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (15/10) waktu setempat.

Menurutnya, kejahatan siber di sektor keuangan itu bisa berdampak sistemis, apalagi sistem elektronik yang didukung layanan teknologi finansial (tekfin) juga makin berkembang pesat. Selain itu, munculnya sistem pembayaran baru seperti bitcoin ternyata justru dapat meningkatkan serangan kepada sektor finansial. Sri menambahkan, negara anggota G-20 sepakat untuk membahas persoalan keamanan siber itu dalam pertemuan selanjutnya karena kejahatan dunia maya ini bisa menyebabkan gangguan.

"Ini begitu intens dibahas karena ancaman dari orang-orang yang tidak baik niatnya kepada sektor keuangan meningkat tajam dan perlu langkah bersama agar dunia waspada terhadap ancaman ini," tambahnya. Untuk mengatasi potensi kejahatan itu, Sri memastikan Indonesia telah mempunyai peta jalan ekonomi digital yang salah satu isi dalam road map tersebut ialah penanganan masalah keamanan.

"Tim siber pun sudah dibuat, kita juga kerja sama dengan BI, OJK, dan LPS, serta membahas persoalan ini dengan penegak hukum lainnya," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Untuk diketahui, G-20 ialah 19 negara dengan perekonomian besar di dunia (termasuk Indonesia) ditambah dengan Uni Eropa.

Tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dicanangkan IMF sebesar 3,6% pada 2017 dan sebesar 3,7% pada 2018, kata Menkeu, menyimpan risiko yang mesti diwaspadai. Risiko itu antara lain ancaman pembalikan modal karena normalisasi kebijakan moneter dari negara-negara maju, dan krisis geopolitik. (E-2)er.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya