Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SEJUMLAH negara melirik kerja sama perdagangan secara bilateral dengan pemerintah Indonesia. Terbukti, pada hari ketiga Trade Expo Indonesia (TEI) 2017, dua negara yakni Rumania dan Maroko berniat menjalin kerja sama perdagangan dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyebutkan Rumania ingin membuat perjanjian dagang bilateral karena potensi produk dan bahan baku asal Indonesia seperti kosmetik, sabun, dan kemasan produk makanan.
"Bahkan, Duta Besar Rumania membeli beberapa contoh produk untuk kemudian disampaikan kepada pengusaha di sana," ujar Enggar seusai menerima kedatangan Sekretaris Negara untuk Invetasi Asing Rumania Paula Pirvanescu pada TEI 2017 di Tangerang, Banten, kemarin.
Selama ini neraca perdagangan Indonesia-Rumania memberi surplus bagi Indonesia tiap tahunnya. Sepanjang 2016, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$50,4 juta. Produk utama ekspor Indonesia ke Rumania antara lain karet, mesin elektronik dan perangkatnya, dan kertas. Sementara itu, impor utama dari Rumania ialah sereal, mesin dan pemanas, serta pesawat.
"Nantinya perjanjian dagang bilateral berbentuk perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) untuk sektor perdagangan barang lebih dahulu. Ditargetkan, perundingan FTA dimulai tahun ini."
Terkait dengan Maroko, Enggar menyampaikan negara itu ingin mendiskusikan kembali perundingan prefential trade agreement (PTA) dengan Indonesia yang sempat vakum.
"Mereka meminta agar perjanjian dipercepat. Tahun ini kami akan mengirim surat ke Menteri Perdagangan Maroko. Diharapkan, tahun depan mulai bilateral dengan Maroko," ungkap Enggar seusai bertemu dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah.
Menurut Enggar, Maroko berminat menjadi negara penghubung (hub) Indonesia dengan negara-negara Afrika. Sebaliknya, Indonesia diharapkan menjadi hub bagi Maroko ke negara-negara ASEAN. "Minat mereka ialah ke kopi Indonesia dan komoditas lain. Namun, yang mereka harapkan lebih dari itu. Mereka ingin menjadi hub bagi 500 juta penduduk Afrika," tukasnya.
Enggar pun berharap dimulainya kembali perundingan PTA dengan Maroko bisa berlangsung tahun ini dan rampung pada 2018.
Kontrak meningkat
Hingga kemarin, pemerintah mencatat pertambahan nilai kontrak dagang selama TEI 2017 mencapai lebih dari US$442 juta.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda menyebutkan, pada hari pertama kontrak dagang mencapai US$16,06 juta dengan Spanyol, Singapura, dan Australia. Hari kedua mencapai US$154 juta dengan 12 negara.
Pada hari ketiga, imbuh Arlinda, kontrak dagang dihasilkan dengan Thailand, Mesir, dan Arab Saudi. Untuk hari ketiga, nilai kontrak dagang dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) mencapai US$49,58 juta. Nilai tersebut belum termasuk MoU kontrak dagang sebelum TEI sebesar US$223,29 juta. "Ini prestasi. Tahun lalu nilai akhirnya US$207 juta atau sekitar Rp2,7 triliun. Artinya, jumlah itu meningkat," ucap Arlinda.
Hingga TEI 2017 berakhir pada 15 Oktober, Arlinda menargetkan kontrak dagang yang disepakati mencapai US$1,1 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved