Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
KEMENTERIAN Perhu-bungan membuka 12 rute penerbangan untuk mengendalikan harga di Papua melalui program jembatan udara. Program yang terintegrasi tol laut itu akan diterapkan juga di Kalimantan dan beberapa wilayah lain secara bertahap. “Disparitas terjadi antara Indonesia Barat dan Timur, khususnya daerah pinggiran dan hanya bisa dijangkau dengan pesawat udara. Oleh karena itu, pada tahun ini Kementerian Perhubungan menginisiasi tol udara,” papar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri diskusi Efektivitas Program Jembatan Udara dalam Mengurangi Disparitas Harga di Wilayah Indonesia Bagian Timur, di Jakarta, Selasa (10/10).
Menurut Menhub, untuk proyek percontohan tol udara (melalui pembukaan rute penerbangan) dilakukan dari Timika, Dekay, dan Wamena. Setelah itu dilanjutkan ke kota kecil seperti Ilaga. Budi menjelaskan keberhasilan program tol laut dalam mengendalikan dan menekan disparitas harga kebutuhan pokok perlu diperkuat. Pasalnya tol laut belum menyelesaikan masalah yang sama di daerah pedalaman yang terjal dan hanya bisa ditempuh melalui transportasi udara.
“Harapannya paling tidak sembilan bahan pokok bisa dikendalikan dengan harga yang lebih murah dan lebih pasti. Program jembatan udara ini sudah berjalan sejak 2 bulan lalu di 12 kota di Papua. Tahun depan di Kalimantan,” ungkapnya. Menurut dia, jembatan udara tidak hanya membawa barang menuju daerah yang jauh, tapi juga mengangkut kembali barang yang dihasilkan daerah itu ke daerah lain di pelosok Indonesia. Jembatan udara ini nantinya terintegrasi dengan beberapa lokasi pelabuhan yang akan terkoneksi dengan program tol laut yang juga sedang dijalankan pemerintah.
Untuk diketahui, program jembatan udara terdiri atas angkutan udara perintis kargo yang melayani penerbangan dari kabupaten ke wilayah distrik atau cakupan. Mobilitasnya menggunakan pesawat yang disesuaikan dengan kapasitas maksimum dan dapat dioperasikan di bandara asal ataupun tujuan.
Pembangunan SDM
Tahun ini, lanjut Budi, pihaknya akan menjadikan tiga bandara sebagai hub jembatan udara, yakni Timika, Wamena, dan Dekai. Rutenya meliputi Timika menuju Beoga, Ilaga, Kenyam, dan Sinak. Dari Wamena menuju Mugi, Ma-pendumas, Enggolok, dan Mamit, serta dari Dekai menuju Silimo, Korupun, Anggruk, dan Ubahak.
Pada diskusi itu hadir Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga Ditjen Perhubungan Udara Ubaedillah, Ketua INACA Bidang Penerbangan Berjadwal Bayu Susanto, serta pakar ekonomi Faisal Basri.
Mengenai program itu, Faisal mengatakan pembangunan Indonesia Timur harus dilakukan secara holistik. Membangun kualitas manusianya lebih utama ketimbang menghabiskan anggaran untuk menekan disparitas harga. “Kalau mereka lebih sehat, kemampuan berpikirnya naik, otomatis akan terjadi mobilitas dan akan meninggalkan daerah yang sulit dijangkau itu,” terangnya.
Ia juga mengingatkan, jangan sampai program yang dicanangkan selama ini mengikis kemandirian dan kearifan lokal warga Papua. “Transportasi udara itu hanya satu elemen dari kunci pembangunan Papua,” pungkasnya. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved