Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya menarik banyak perusahaan untuk melantai di pasar modal Indonesia. Dalam misi itu mereka menggandeng PT Deloitte Konsultan Indonesia dengan membuat acara Road to Go Public. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menjelaskan bekerja sama bersama akuntan publik menjadi salah satu langkah yang baik guna menarik lebih banyak perusahaan menjadi emiten di bursa Tanah Air. "Melalui acara ini kita memberikan pemahaman kepada perusahaan yang sudah be-kerja sama dengan Deloitte untuk bergabung dengan pasar modal Indonesia karena dengan menjadi perusahaan terbuka akan lebih banyak keuntungan bagi perusahaan tersebut," ujar Alpino saat ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Alpino, hingga saat ini masih banyak perusahaan yang menganggap proses pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) sangat rumit. Maka dari itu kegiatan ini akan menjelaskan bahwa tahapan IPO yang harus dilakukan tidak serumit yang seperti dibayangkan banyak perusahaan. Sementara itu, di tempat yang sama, Country Leader Deloitte Indonesia Claudia Lauw Lie Hoeng menyebutkan kegiatan itu bertujuan memperkaya pengetahuan perusahaan terkait dengan go public. "Proses dalam menjalankan IPO sering kali dianggap kompleks. Namun, melalui perencanaan dan pemahaman yang tepat, perusahaan dapat mencapai destinasi yang diinginkan," terang Claudia seperti dikutip Antara.
Sepanjang tahun ini, BEI telah mendatangi 22 emiten yang baru atau setara 557 perusahaan yang sudah mencatatkan saham di bursa. Perusahaan yang baru saja resmi mencatatkan saham ialah PT Emdeki Utama Tbk (MDKI). Emdeki Utama melepas saham sebanyak-ba-nyaknya 307,25 juta lembar dengan harga Rp600 per saham. Perusahaan itu bakal meraup dana segar Rp184,35 miliar dari proses IPO tersebut. Dengan dana segar dari hasil IPO itu, setelah dikurangi biaya emisi, perseroan akan menggunakan porsi sebesar 73,91% untuk belanja modal, sebesar 13,41% untuk modal kerja kedua pabrik yang dimiliki perseroan, dan sisanya 12,68% untuk modal kerja produksi kalsium karbida.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved