Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

OJK Diminta Intervensi Tekan Suku Bunga Bank

Fetry Wuryasti
03/10/2017 06:31
OJK Diminta Intervensi Tekan Suku Bunga Bank
(MI/Ramdani)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai masih ada ruang atau langkah yang bisa dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar suku bunga kredit bisa menurun. "OJK bisa melakukan sesuatu, selain BI melakukan perubahan di BI 7-days reverse repo rate," ungkap Darmin di Jakarta, Senin (2/10). Darmin mengatakan OJK bisa melakukan upaya untuk mendorong penurunan tingkat suku bunga dan menyesuaikannya dengan suku bunga acuan bank sentral yang telah mencapai 4,25%.
Menurut dia, pengawas industri keuangan pernah melakukan tindakan serupa dengan memberikan keringanan kepada industri perbankan agar rasio kredit bermasalah (NPL) turun.

"Situasi itu (NPL tinggi) sempat membuat perbankan berhitung (untuk menurunkan bunga kredit), apalagi permintaan kredit tidak terlalu tinggi sehingga tingkat bunga tidak cepat turun," ujarnya. Contoh lainnya, tambah dia, bisa diambil ketika dirinya masih menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI), yaitu dengan menerapkan suku bunga dasar kredit (SDBK). "SDBK itu dibuat saat saya jadi Gubernur BI, itu kami bisa buat untuk mem-benchmark bank-bank itu. Jadi, sebenarnya OJK itu bisa mem-benchmark agar tingkat bunga itu turun." Sebelumnya, OJK siap meminta komitmen industri perbankan supaya lebih efisien dan kompetitif agar dalam jangka menengah panjang dapat memengaruhi penurunan suku bunga deposito dan kredit.

Ketua Dewan Komisaris OJK Wimboh Santoso menjelaskan komitmen dengan industri perbankan dibutuhkan karena sektor itu dinilai masih kurang efisien dan mengenakan biaya tinggi dalam kegiatan operasional sehingga memengaruhi kenaikan net interest margin (NIM).
Ia menambahkan porsi efisiensi yang akan mengedepankan penggunaan sistem teknologi informasi, untuk mendorong peningkatan pelayanan tersebut, akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi perbankan.

Masih stabil
Pada kesempatan terpisah, CEO of BNP Paribas Investment Partner Vivian Secakusuma menyatakan, meski suku bunga acuan telah turun, perkembangan reksa dana pendapatan tetap masih akan stabil. "Reksa dana pendapatan tetap dengan penurunan suku bunga biasanya membuat harga obligasi naik, tapi kita juga harus liat supply and demand dari obligasi tersebut. Kalau di pasar suku bunga turun, tapi banyak investor di pasar yang mau jual, ya harga obligasi tetap turun walau suku bunga diturunkan," ujarnya dalam kelas #Akubisainvest, di Jakarta, Senin (2/10).

Di sisi lain, dengan suku bunga acuan yang turun, reksa dana pasar uang akan ikut pergerakan suku bunga. Jika dilihat dari kemungkinan BI yang masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga, kinerja reksa dana pasar uang akan ikut turun. "Namun, pasar uang bukan berarti return negative, mungkin yang tadinya return 4%, dia bisa turun sedikit tapi bukan negatif. Sebab kalau reksa dana pasar uangnya masuk penempatan di deposito, dengan penurunan suku bunga otomatis return pun akan turun," katanya.
Untuk reksadana saham, bila suku bunga turun, itu akan berefek positif pada pasar saham. "Kalau suku bunga diturunkan, orang tidak diharapkan menaruh uangnya di bank. Jadi orang diharapkan melakukan pengeluaran di luar perbankan, yang membantu perputaran perekonomian. Perekonomian harus lebih aktif agar perusahaan memberikan kinerja yang lebih baik," pungkas Vivian. (Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya