Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Merajut Kinerja, Meraih Juara

(Was/RO/S-2)
03/10/2017 04:16
Merajut Kinerja, Meraih Juara
(Ist)

JUARA. Kata itu kerap ditanamkan pria mantan atlet voli 1990- an ini dalam menakhodai kapal besar bernama Bank Sumsel Babel (BSB) sejak tiga tahun terakhir. Semangat untuk menang dalam filosofi olahraga itu, menjadikan bank pembangunan daerah (BPD) milik Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) meraih berbagai prestasi dan penghargaan. Muhammad Adil, dipercaya memegang kendali bank yang bermarkas di Jakabaring, Palembang, pada 2013 dengan semangat perubahan. Perlahan tapi pasti, bank kebanggaan masyarakat ‘Bumi Sriwijaya’ dan Babel tersebut di bidang olahraga berhasil meraih juara kedua pada ajang Proliga 2017, dua kali berturutturut mempertahankan gelar juara bertahan lomba Poco-Poco Nusantara Piala Bergilir Ibu Negara Republik Indonesia
dan juara umum Porseni BPD Seluruh Indonesia 2017.

Sementara itu, untuk bidang perbankan Bank Sumsel Babel berhasil meraih penghargaan The Best BPD Service Excellence 2017 dari Infobank yang bekerja sama dengan Marketing Research Indonesia (MRI) dan secara hattrick (tiga kali berturut-turut) menyabet Annual Report Award (ARA) untuk BUMD non-listed dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Ikatan Akuntan Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/9). Ajang penghargaan Annual Report ke-16 diikuti 314 perusahaan dan award itu diberikan kepada perusahaan yang menerapkan prinsip good corporate governance (GCG). “Terima kasih kepada pegawai yang terus konsisten melaksanakan GCG, terus berbenah untuk menjadi perusahaan yang lebih baik,” kata Direktur Utama (Dirut) Bank SumselBabel, Muhammad Adil.

Bermodalkan pengalaman sebagai bankir di bank nasional pemerintah, pria kelahiran Palembang 53 tahun silam ini juga menjadikan Bank Sumsel Babel berada di peringkat atas bank BUMD yang ditandai dengan raihan penghargaan Top CEO bidang Management Inovasi, kategori Top BUMD best over all criteria dan Top Bank Pembangunan Daerah (BPD) Buku II. Tentu saja, raihan prestasi tersebut tidak segampang membalikkantelapak tangan. Untuk itu, semua sang ‘kapten kapal’ punya strategi khusus dalam mengarungi lautan bisnis perbankan lewat kata kunci transformasi. Pria yang ramah dan akrab ini melihat dan meyakini dengan sebuah perubahan meningkatkan pelayanan maka peluang bisnis akan tumbuh. Tampaknya ia tahu benar, pelayanan yang baik akan linier dengan meningkatnya kepercayaan, apalagi hakikat perbankan adalah bisnis kepercayaan.

“Sekarang ini era milenial, semua orang minta dilayani cepat, simpel, dan sebaik mungkin,” kata M Adil. Karakter nasabah dan klien semacam itu dijawabnya melalui tiga faktor transformasi, yakni konsolidasi, ekspansi, serta looking forward. Tiga faktor tersebut kini menjadi road map BSB dalam menapaki bisnis perbankan. Konsolidasi internal di BSB, menurut Adil, meliputi meng-up date visi dan misi perusahaan, pembenahan aturan, pengelolaan, prosedur, SOP, layanan, produk, marketing communications, modal, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), teknologi, sumber daya manusia (SDM) dan lainnya yang disesuaikan dengan aturan otoritas perbankan dan keuangan serta disesuaikan dengan kondisi terkini.

Selain itu, BSB kini memiliki whistleblowing system (WBS), sehingga pengaduan tak lagi melalui surat kaleng tetapi sudah ada lembaganya. Sementara itu, ekspansi mulai dilakukan dari pembiayaan kredit, layanan, jaringan, hingga outlet service dengan tetap menjaga likuiditas. Tahun ini total pembiayaan BSB ditargetkan Rp13,1 triliun meningkat sekitar 11% di tahun sebelumnya. Angka itu masih konsisten pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pertanian dan perdagangan, infrastruktur terutama persiapan Asian Games 2018 serta konsumer tetap menjadi andalan terbesar sekitar 80% dari alokasi pembiayaan.

“Untuk mendukung itu kami telah memiliki 218 jaringan di Sumsel, Babel, dan Jakarta,” ujar Dirut yang punya 2.500 anak buah itu. Pada faktor ekspansi itu, BSB juga mengoptimalkan bisnis model, antara lain BSB Prioritas sejak 2015 dengan 3.500 nasabah. Produk lain yang telah dikembangkan, yakni Tabungan Pesirah Bisnis dibuat khusus untuk para pelaku bisnis atau entrepreneur di Sumsel Babel. Keunikan dari Tabungan Pesirah Bisnis ini bukan hanya perorangan yang bisa menabung, melainkan pula nasabah dari badan usaha, baik badan hukum maupun nonhukum, hingga nonbadan usaha, seperti asosiasi, perkumpulan, dan lainnya.

Kartu ATM dari Tabungan Pesirah Bisnis berlogo visa juga makin memudahkan nasabah melakukan transaksi di seluruh dunia. Faktor ketiga untuk menjawab nasabah era milenial, BSB melakukan looking forward dengan titik berat pengembangan SDM. “Untuk SDM, kita berikan pelatihan hingga kesempatan menempuh pendidikan di dalam dan luar negeri bagi seluruh karyawan tapi tentu disesuaikan dengan levelnya. Yang ke luar negeri sudah kita kirim 12 orang, antara lain ke Filipina, Inggris, Australia, dan China,” papar Adil. Selain itu, tambahnya, tidak sedikit pula karyawan disekolahkan ke UGM, ITB, UI, dan sebagainya. Investasi SDM tersebut sangat penting.

Makanya, sekitar 20% dana diambil dari biaya operasional, atau sekitar Rp10 miliar untuk menyekolahkan karyawan. Karyawan juga diikutkan belajar di pesantren selama tiga pekan guna menggapai attitude baik, di samping kompetensi, dan skill. Untuk mengoptimalkan pembenahan SDM, BSB menyediakan fasilitas learning center di gedung utama. Setiap akhir pekan selalu ada pelatihan di learning center yang sudah beroperasi sejak Juni 2014, mulai pelatihan perbankan sampai beauty class. Pelatihan beauty class ditujukan bagi karyawan front office seperti teller dan customer service.

Learning center itu menjadi semacam harapan bagi karyawan BSB bahwa mereka harus punya mimpi untuk bisa meraih jabatan yang lebih tinggi. Makanya, untuk staf level bawah dan menengah yang ingin memperbaiki jenjang karier mereka, BSB memfasilitasi mereka mengikuti tes seleksi dan setelahnya bisa meneruskan pendidikan di learning center tersebut. Sementara itu, untuk para staf level officer development program (ODP), bisa meningkatkan karier dengan mengikuti seleksi meneruskan pendidikan strata S-2 (magister) di universitas ternama di Tanah Air dan luar negeri. “Setahu saya, kamilah BPD pertama yang menyekolahkan stafnya ke luar negeri,” ungkap Adil.

Budaya kerja
Transformasi itu, menurut Adil, tidak akan optimal jika lemahnya budaya kerja perusahaan. Maka itu, sejak 2014 BSB mencanangkan konsep budaya kerja 3S Bravo (Solid, Service, Simple Becoming Regional Victory) dengan tetap berpedoman pada visi Menjadi Bank Terkemuka dan Tepercaya dengan Kinerja Unggul. Budaya kerja 3S Bravo memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis BSB. Solid memiliki makna yang sangat luar biasa, soliditas harus ditunjukkan dalam kerja dan amanah. Service, apa pun sifat dalam pelayanan harus akurat, inovatif, trust, kecepatan, dan keramahtamahan baik eksternal maupun internal. Kemudian, apa pun yang dikerjakan diupayakan harus sesimple mungkin dan profesional.

“Jika ketiga unsur itu dapat dijalankan dengan baik, maka akan muncul budaya kerja yang baik. Bravo di sini menunjukkan sebuah kemenangan, yakni becoming regional victory,” ucap Adil. Ia mengungkapkan salah satu budaya kerja yang telah dilakukan, yakni karyawan bagian teller dengan kemampuan seperti mobil formula 1 yang dapat menghitung uang dalam 11 detik. Itu berlaku bagi seluruh teller BSB. “Bagian teller BSB harus jadi teller Formula 1 (F-1). Bukan saja mengandalkan cantik dan pintar saja, melainkan juga harus cepat dalam menghitung uang dengan durasi 11 detik,” Untuk contoh simple, dalam sosialisasi kebijakan, BSB memanfaatkan kanal-kanal yang ada, termasuk kanal-kanal sosial berbasis internet. Mulai telepon, SMS, e-mail, Whatsapp, Line, Path, sampai Blackberry Messenger (BBM). Saluran tersebut beroperasi selama 24 jam penuh. “Kami memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini berdampak pada tumbuhnya efisiensi. Inilah yang dimaksud dengan make it simple, terutama di tataran service,” pungkasnya. (Bhm)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya